Konsep ini memungkinkan empat unit peti kemas dilipat menjadi satu ukuran peti kemas. Dengan begitu, ruang penyimpanan di dalam kapal pun bisa dihemat hingga 25 persen."

Surabaya (ANTARA News) - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuat peti kemas lipat pada kendaraan kapal roro untuk meningkatkan keselamatan muatan kapal, menghemat ruangan kapal, dan mendukung program tol laut.

Dosen Jurusan Transporasi Laut Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS, Latama Rizky Ramadhan, di Surabaya, Minggu, mengatakan dirinya membuat riset peti kemas lipat sebagai media transportasi yang bisa diterapkan di kapal jenis roro.

"Awalnya, saya membuat studi kasus transportasi peti kemas pada rute angkut Surabaya-Ambon. Saya mencatat, ada selisih muatan peti kemas hingga 29 persen, jadi jika ada 100 peti kemas menuju Ambon, yang kembali hanya 70 peti kemas," katanya.

Ia mengatakan akomodasi peti kemas kosong ini, berat muatannya hampir sama dengan peti kemas yang memiliki isi, sehingga ia membuat konsep peti kemas lipat.

"Konsep ini memungkinkan empat unit peti kemas dilipat menjadi satu ukuran peti kemas. Dengan begitu, ruang penyimpanan di dalam kapal pun bisa dihemat hingga 25 persen," katanya yang mengawali riset ini dari Tugas Akhir (TA).

Menurut dia, tingkat keselamatan lebih baik karena titik berat muatan yang lebih rendah, karena peti kemas yang kosong ditumpuk menjadi tinggi, sedangkan jika dilipat, titik gravitasinya lebih rendah.

"Stabilitas peti kemas lebih bagus, sehingga cocok untuk mendukung program tol laut serta dapat menekan biaya logistik hingga mencapai Rp1,3 juta per teu (20 foot equivalen unit) atau Rp3 miliar per tahun," tutur Tama, sapaan akrabnya.

Ia mengungkapkan peti kemas lipat sudah mulai diterapkan di Belanda dan Amerika Serikat, namun belum ada yang memproduksinya secara massal.

"Perbedaan peti kemas lipat dari Belanda dan Amerika Serikat terletak pada teknis pelipatan kontainer. Di Belanda dan Amerika, prosesnya membutuhkan Harbour Mobile Crane (HMG), sedangkan ini, pelipatannya menggunakan forklift karena ketiadaan HMG," jelasnya.

Ia menambahkan peti kemas lipat buatannya tersebut bisa juga digunakan memuat kendaraan roda dua, dan dapat dipindahkan menggunakan forklift ketika kapal sedang diperbaiki.

Pewarta: Indra Setiawan dan Laily Widya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016