Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak 3.110 ogoh-ogoh, yakni boneka berukuran besar menyerupai raksasa dengan wajah menyeramkan, "membanjiri" dan berlalu-lalang sambil "menari-nari" di hampir semua ruas jalan umum di Pulau Dewata, Minggu malam. "Raksasa" yang umumnya terbuat dari bahan rangkaian bambu, kayu dan "berkulitkan" kertas aneka warna itu, sejak petang harinya sudah ada yang tampil "menari" di jalanan umum, meski jumlahnya belum cukup banyak. Seusai matahari terbenam, di hampir seluruh ruas jalan utama di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, tampak bagai "lautan" boneka raksasa berbagai jenis, corak dan ukurannya. Pengusungan ogoh-ogoh yang tidak merupakan rangkaian ritual, tetapi sebagai kreatifitas karya seni dikalangan anak-anak muda dilaksanakan sehari menjelang Hari Raya Nyepi, seperti biasanya berlangsung hingga lewat tengah malam. Setelah berlangsung ritual yang disebut Malam Pengrupukan itu usai, seluruh ogoh-ogoh akan dibakar oleh masyarakat, yang antara lain akan mengambil tempat di lokasi kuburan atau di perbatasan desa mereka masing-masing. Sementara mengenai jumlah ogoh-ogoh, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol AS Reniban yang dihubungi terpisah menyebutkan, dari tiga ribu lebih ogoh-ogoh yang tercatat di daerahnya, terbesar berada di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, masing-masing 781 dan 628 buah. Menyusul Kabupaten Tabanan 587, Gianyar 342, Klungkung 259 dan Bangli 157 buah. Sedang empat kabupaten lain, rata-rata berkisan antara 100 sampai 150 ogoh-ogoh, ujar Kombes Reniban. Bisa dibayangkan, lanjut dia, patung "raksasa" yang umumnya turun secara serempak ke jalan-jalan raya tersebut, dengan sendirinya telah membuat jalanan menjadi "lautan" boneka. Sehubungan dengan itu, Kabid Humas mengimbau para pemakai jalan raya untuk dapat menyesuaikan diri, sehingga tidak terjebak kemacetan akibat "demo" ogoh-ogoh yang berlangsung selama lebih dari enam jam.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007