SEID menggandeng organisasi nirlaba lingkungan hidup, Transformasi Hijau (Trashi) untuk membawa para siswa ke wilayah selatan Kabupaten Bogor, 25 Mei lalu, untuk mengetahui 14 jenis burung, 13 jenis tanaman obat seperti kumis kucing dan honje, serta enam jenis reptil termasuk trenggiling, dan 14 jenis mamalia seperti surili dan kukang, yang ada di kampung tersebut.
Kampung Ciwaluh ini berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan sulit ditembus oleh kendaraan roda empat.
Para pelajar diajak berkeliling kampung untuk observasi keanekaragaman hayati, mengenal tanaman yang dimanfaatkan warga setempat untuk memasak maupun obat-obat tradisional, seperti daun congkok, daun patat, kucai, honje, tepus, genjer, babadotan, dan lain-lain.
Mereka juga diajari mengenai agroforestry untuk memahami pemanfaatan lahan yang khas oleh masyarakat Kampung Ciwaluh.
Para peserta diajak pula untuk mempelajari pemanfaatan sumber daya air untuk energi terbarukan di kampung ini melalui sistem mikrohidro. Sistem ini dimanfaatkan oleh masyarakat kampung sebagai tenaga listrik tambahan serta mengeringkan atau memanggang kumis kucing maupun kopi untuk dijadikan bahan baku masakan atau obat-obatan.
GM Brand Strategy Group Division SEID Haruhiko Sano mengharapkan kegiatan tersebut mampu meningkatkan kesadaran kalangan muda Indonesia untuk memahami pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup generasi mendatang.
"Pada akhirnya, kami berharap upaya ini mampu membangkitkan kesadaran mereka untuk turut berperan aktif melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, di manapun mereka berada," ujar Sano.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016