... tapi kami betul-betul tidak memikirkan kursi kabinet. Kalau dapat syukur, tidak dapat ya tidak apa-apa...
Jakarta (ANTARA News) - Politikus dan jurubicara Partai Golkar, Nurul Arifin, menegaskan, partainya sama sekali tidak memikirkan kursi kabinet dalam keputusannya mendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Masalah di kabinet, apakah akan mendapatkan jatah itu tidak kami pikirkan. Walaupun orang mengatakan nonsense, tapi kami betul-betul tidak memikirkan kursi kabinet. Kalau dapat syukur, tidak dapat ya tidak apa-apa," ujar bekas artis film ini, di Jakarta, Jumat.

Perempuan politikus yang dulu cukup sering turut menjadi bintang muda yang atraktif dalam seri film komedi Dono, Kasino, Indro, itu menekankan persoalan kabinet adalah hak prerogratif presiden.


Menurut Arifin, lawatan ketua umum DPP Partai Golkar beserta jajaran pengurus Partai Golkar --termasuk dia-- menemui Jokowi di Istana Negara awal pekan ini hanya untuk melaporkan hasil Munaslub Partai Golkar 2016 dan menyampaikan dukungan penuh Partai Golkar terhadap pemerintahan.


Setya Novanto, yang pada masa Orde Baru adalah bendaharawan DPP Partai Golkar, terpilih menjadi ketua umum baru DPP Partai Golkar.


Padahal, bekas ketua DPR ini pernah menjadi tokoh sentral dalam skandal saham PT Freeport Indonesia, yang menyebut nama Jokowi, Jusuf Kalla, dan sejumlah tokoh penting negara.


Tidak terlalu lama setelah itu, Jokowi menggelar jumpa pers dan dia secara terbuka menyatakan dan mengekspresikan kemarahannya kepada pers karena namanya disebut-sebut dan "dicatut" dalam skandal permintaan saham PT Freeport Indonesia dengan Novanto sebagai pihak sentralnya.


Novanto tidak pernah dituntut secara pidana atas hal itu.

Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016