Jakarta (ANTARA News) - Analis pasar modal Guntur Tri Hariyanto menilai bahwa minat pemodal untuk menyerap surat utang atau obligasi pemerintah dan korporasi pada tahun 2016 ini masih cukup tinggi menyusul berkembangnya potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
"Pasar obligasi domestik pada tahun ini akan semarak menyusul adanya potensi penurunan suku bunga," ujar Guntur Tri Hariyanto yang juga analis di Danareksa Capital di Jakarta, Kamis.
Ia memproyeksikan bahwa emisi obligasi pada tahun 2016 ini akan melebihi pencapaian pada tahun 2015 lalu yang sebesar Rp62,47 triliun. Berdasarkan data bursa Efek Indonesia, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di sepanjang tahun 2016 ini sebanyak Rp27,24 triliun. Sementara obligasi jatuh tempo pada tahun 2016 ini sekitar Rp50 triliun.
"Obligasi yang jatuh tempo itu berpotensi di-refinancing oleh penerbit," katanya.
Guntur Tri Hariyanto juga mengatakan bahwa adanya aturan mengenai kewajiban lembaga industri keuangan non bank (IKNB) antara 20-50 persen untuk menempatkan investasi dalam bentuk surat berharga negara (SBN) akan berimbas positif ke obligasi korporasi, karena hal itu berpotensi membuat "crowding out effect".
Kendati demikian, lanjut dia, pemodal juga diharapkan tetap berhati-hati mengingat perkembangan ekonomi global yang cukup mempengaruhi minat investasi. Perkembangan ekonomi global belakangan ini kembali pada kondisi yang tidak menentu.
"Diharapkan, dengan kebijakan bank sentral global terutama di negara maju yang memberlakukan suku bunga rendah bahkan negatif, membuka peluang bagi arus dana investasi masuk ke Indonesia," katanya.
Sementara itu, Sekertaris Perusahaan Jasa Marga (persero) Tbk Mohammad Sofyan mengatakan pihaknya sedang mengkaji penerbitan obligasi untuk me-refinancing pinjaman yang jatuh tempo pada tahun ini yang sekitar Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun.
"Nantinya bisa melalui obligasi atau pendanaan jangka pendek. Kita lihat kondisi pasarnya, kami juga masih memiliki sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016