Jakarta (ANTARA News) - Perancang Tex Saverio untuk pertama kalinya menyelenggarakan peragaan adibusana tunggal bertajuk ABSOLUTEX, kolaborasi Tex dengan Absolut Elyx, pada Rabu malam (24/5) di Jakarta.
"Mungkin banyak yang mengira saya sering show, padahal couture ini adalah show tunggal perdana, biasanya saya tampil kolektif," jelas Tex di Raffles Hotel Jakarta.
Bagi perancang yang dijuluki "Alexander McQueen of Indonesia", acara malam ini bukan sekadar peragaan busana, melainkan persembahan dan kontribusinya terhadap dunia kreatif. Haute couture dipilih sebagai tema besar karena Tex pertama kali dikenal lewat rancangan adibusana, meski beberapa tahun belakangan ini ia fokus merancang koleksi siap pakai.
"Terakhir kali saya buat couture itu 2013, pasti ada antisipasi orang untuk lihat bagaimana couture Tex sekarang," kata desainer yang rancangannya dipakai Lady Gaga, Kim Kardashian dan Jennifer Lawrence.
"Ada pressure, tapi ini jadi semangat, membuat saya harus tampil maksimal," lanjutnya.
Desainer yang koleksinya muncul di film "The Hunger Games: Catching Fire" mempersiapkan fashion show solo ini selama dua tahun. Koleksi couture terbarunya yang kental dengan karakter modern, futuristik dan elegan dipadu sentuhan handmade.
Tex mengeksplorasi teknik couture yang detilnya merupakan buatan tangan. Koleksi tersebut dihadirkan dalam tiga sekuen dengan tema berbeda. "Tiap tema membawa pesan yang semua orang Indonesia tahu, kita diajarin dari kecil. Pesan itu saya harap jadi penyemangat untuk industri kreatif," paparnya.
Soal aksesoris, Tex mempercayakan sepenuhnya pada desainer aksesoris Rinaldy A. Yunardi. Rinaldy yang sudah lama mengenal Tex mengerjakan aksesoris mutiara dan kristal itu sendirian.
Menurut Rinaldy, karakter kuat Tex memudahkannya merancang aksesoris apa yang cocok untuk melengkapi koleksi adibusana sang perancang. "Rumah kami dekat, jadi sering ngobrol untuk mengembangkan ide sehingga lebih mudah membuat aksesori untuk melengkapi baju Tex," jelas Rinaldy.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016