Jakarta (ANTARA News) - Direktur Kerja Sama Afrika Kementerian Luar Negeri RI Lasro Simbolon mengatakan pengusaha Indonesia dan Afrika harus saling mengubah pola pikir dalam memandang negara masing-masing untuk meningkatkan kerja sama investasi dan perdagangan.
"Sebagian dari pengusaha di Indonesia telah melihat Afrika dengan jelas, bahwa benua itu memiliki banyak potensi, namun masih banyak yang menganggap Afrika sebagai tempat yang sulit untuk melakukan bisnis," kata Lasro Simbolon di Kantor LKBN Antara, Jakarta, Rabu.
Hadir dalam konferensi pers Hari Afrika bersama para duta besar negara-negara Afrika di Jakarta, Lasro menjelaskan bahwa pola pikir para pengusaha tentang citra Indonesia dan Afrika adalah hambatan terbesar untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.
Sebagai direktur Kerja Sama Afrika Kemlu, Lasro telah mengunjungi banyak negara di Afrika dan mengaku terkejut bahwa banyak di antara mereka yang masih menganggap Indonesia sebagai negara miskin dan pembangunannya belum maju.
"Tetapi saat saya mempresentasikan tayangan tentang pertumbuhan ekonomi di Indonesia merekalah yang terkejut dengan kondisi Indonesia," kata dia.
Meskipun demikian, selama periode sepuluh tahun terakhir citra buruk itu berkurang dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan kawasan Afrika meningkat secara konsisten.
Hal tersebut didorong oleh upaya pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai pameran perdagangan dan investasi yang memungkinkan pelaku usaha Indonesia-Afrika bertemu secara langsung.
"Setiap tahun, delegasi Afrika menjadi yang tertinggi nilainya dalam pembelian obligasi," kata Lasro.
Berdasarkan data Kemlu, Lasro mengatakan nilai perdagangan Indonesia dan Benua Afrika telah meningkat sekitar 20 persen dari sebelumnya, dengan capaian tertinggi sebesar 12 miliar dolar AS pada 2014.
"Saya harus mengakui bahwa nilai tersebut sedikit turun tahun lalu, dan kita harus mengevaluasinya," kata dia.
Selain menubah pola pikir tentang citra kedua ekonomi, Lasro mengatakan kelesuan perekonomian global yang disebabkan rendahnya harga komoditas menjadi faktor utama yang membuat nilai perdagangan Indonesia dan Afrika menurun.
Konferensi pers Hari Afrika dihadiri sebelas duta besar dan wakil duta besar negara-negara Afrika di Indonesia, yakni Aljazair, Mesir, Etiopia, Libya, Maroko, Mozambik, Nigeria, Afrika Selatan, Sudan, Tunisia, dan Zimbabwe.
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016