Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta mendorong generasi muda untuk lebih tertarik kepada ekonomi, yang bisa dilakukan dengan beragam cara termasuk penyelenggaraan jambore Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Bandung, Mei 2016.
"Saya berharap dengan kegiatan jambore ini bisa mendorong generasi muda tertarik pada ekonomi," kata Wakil Ketua MPR Oesman Sapta dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Oesman Sapta mengemukakan, saat ini generasi muda jangan hanya berpikir menjadi pegawai negeri di pemerintahan tetapi harus turun keakar rumput dengan membangun ekonomi rakyat.
Wakil Ketua MPR mengemukakan bahwa Hipmi memotori munculnya para pengusaha muda baru serta bisa mendorong untuk memenuhi kebutuhan kekurangan pengusaha di Tanah Air.
Sebagaimana diberitakan, Hipmi menyatakan penyelenggaraan Jambore Hipmi bertajuk Revolusi Mental di Bandung, Jawa Barat, 22 hingga 26 Mei 2016, bakal membangun jiwa kewirausahaan di antara para pemuda di Indonesia.
"Jambore ini akan mempromosikan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda terdidik dan produktif, yakni mahasiswa," kata Ketum Hipmi Bahlil Lahadalia.
Ia mengatakan tema yang diangkat dalam jambore tersebut, yakni "Revolusi Mental, Jalan Tengah Membangun Entrepreneur Muda Berdaya Saing di Era MEA".
Berdasarkan survei Hipmi, sebanyak 80 persen mahasiswa di perguruan tinggi Indonesia masih bercita-cita menjadi pekerja, belum mau menjadi pengusaha.
Padahal, lanjutnya, jumlah mahasiswa di Tanah Air terdapat sekitar empat juta orang. "Di sisi lain, lapangan kerja sektor formal dan informal sangat terbatas," katanya.
Ketum Hipmi juga mengatakan, Indonesia perlu menciptakan lebih banyak pengusaha untuk menciptakan lebih banyak lagi lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, serta menciptakan kepastian pendapatan.
Dia memaparkan, saat ini Indonesia baru memiliki 1,5 persen pengusaha dari sekitar 252 juta penduduk Tanah Air. Sedangkan Indonesia dinilai masih membutuhkan sekitar 1,7 juta pengusaha untuk mencapai angka dua persen.
Sedangkan di negara ASEAN, seperti Singapura, tercatat sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016