Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi turun 15 poin menjadi Rp13.653 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan data penjualan rumah baru Amerika Serikat yang pada April tercatat membaik mendorong kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Dolar AS kembali mendapatkan momentum penguatannya pasca rilis data penjualan rumah baru AS periode April yang membaik, naik ke 619.000 dari 511.000 ribu," kata Rangga.
Kenaikan nilai tukar dolar AS, menurut dia, juga seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun yang cukup menarik minat investor untuk masuk ke Amerika Serikat.
"Dengan dolar AS yang kembali menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, rupiah berpeluang menjaga tekanan depresiasinya," katanya.
Kendati demikian, penetapan peringkat layak investasi oleh Fitch Ratings dapat memberikan sentimen positif sehingga membantu menahan tekanan tekanan terhadap rupiah.
Di samping itu, menurut dia, investor juga sedang menanti pengumuman peringkat oleh Standard & Poor's (S&P) dalam waktu dekat.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah mulai terbatas karena para pelaku pasar uang merespons rilis Bank Indonesia terkait aliran dana asing yang meningkat sampai lima miliar dolar AS (year to date), meningkat dari 4,9 miliar dolar AS pada kuartal I 2016.
Di sisi lain, lanjut Reza, rencana pemerintah untuk memantau pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi dengan membentuk satuan tugas serta pengumuman Fitch Rating yang mengafirmasi Indonesia di level investment grade akan menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah sehingga fluktuasinya terjaga.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016