Idomeni, Yunani (ANTARA News) - Tahap pertama operasi besar polisi yang dijalankan Selasa pagi (24/5) untuk membersihkan kamp terbesar sementara pengungsi di Idomeni, penyeberangan di perbatasan Yunani-bekas Republik Yugoslavia, Macedonia, berakhir tanpa gangguan.

Sebanyak 2.031 pengungsi dan migran dipindahkan menggunakan 42 bus dari kamp kumuh itu ke fasilitas lain yang terorganisasi di Yunani Utara, kata satu pernyataan yang dikirim melalui surel oleh Kementerian Urusan Masyarakat Yunani.

Wakil dari organisasi non-pemerintah yang beroperasi di dalam kamp tersebut mengatakan kepada kantor berita Xinhua di pinggiran kota tenda itu bahwa tak ada peristiwa kekerasan yang dilaporkan.

"Tidak akan ada operasi militer dan penggunaan kekerasan dalam pemindahan pengungsi ke pusat penampungan terorganisasi," kata Yorgos Kyritsis, Juru Bicara Komite Koordinasi Pengungsi kepada Xinhua di Athena sebelumnya.

Operasi tersebut yang menurut pejabat Yunani akan berlanjut Rabu dan beberapa hari sesudahnya itu dilaksanakan dengan pengamanan ketat.

Sebanyak 1.400 polisi anti-huru-hara dikerahkan di sekeliling kamp penampungan pengungsi tak resmi yang sudah ditutup bagi sebagian besar relawan dan media itu.

Hanya kantor berita Yunani, AMNA, dan lembaga penyiaran negara ERT diperkenankan masuk untuk meliput operasi tersebut.

Dari jarak sekitar enam kilometer dari kamp itu, staf Xinhua menyaksikan bus-bus yang membawa pengungsi sementara para pegiat dari seluruh Eropa memprotes operasi itu dengan mengibarkan spanduk yang berisi slogan seperti "Di mana hak asasi kita? Di mana kau Eropa?"

Kyritsis serta pejabat Yunani yang telah menjamin bahwa para pengungsi secara bertahap sudah diyakinkan untuk meninggalkan Idomeni ke pusat penampungan yang baru dibangun dengan kondisi yang lebih manusiawi.

Sampai Selasa, sebanyak 8.400 orang tinggal di tenda berlumpur di kamp tersebut dengan bantuan medis dan pangan yang tidak mencukupi dari organisasi-organisasi non-pemerintah.

Mereka termasuk di antara 54.000 orang yang telah terdampar di Yunani sejak pertengahan Februari, setelah penutupan perbatasan di sepanjang jalur Balkan menuju Eropa Tengah.

Sejauh ini, kebanyakan pengungsi berkeras untuk tinggal di dekat tempat penyeberangan perbatasan dengan harapan bahwa perbatasan akan dibuka kembali.

Menurut para pejabat Yunani, secara bertahap lebih banyak orang yang menyadari bahwa pemindahan mereka ke tempat penampungan yang tertata adalah pilihan terbaik. Pada puncaknya, pada musim semi ini kamp tersebut menampung sekitar 12.000 migran dan pengungsi. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016