Menambah suplai dari dalam negeri atau pun kalau memang dibutuhkan ya dari luar. Banyak yang mungkin diimpor, tapi yang paling memungkinkan daging,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berpotensi membuka keran impor daging sapi menjelang Hari Raya Idul Fitri, karena ketersediaan dalam negeri perlu penambahan, kata Wakil Presiden HM Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa.

"Menambah suplai dari dalam negeri atau pun kalau memang dibutuhkan ya dari luar. Banyak yang mungkin diimpor, tapi yang paling memungkinkan daging," kata Wapres sebelum menghadiri rapat terbatas evaluasi paket kebijakan ekonomi.

Jusuf Kalla menjelaskan kebutuhan daging menjelang Lebaran meningkat lebih banyak daripada ketika bulan Ramadhan.

Justru, lanjutnya, kebutuhan pokok masyarakat selama bulan puasa tidak banyak berubah dibandingkan hari biasa.

"Jangan lupa, kalau bulan Ramadhan itu kebutuhan pokok itu tidak banyak berubah sebenarnya, kecuali menjelang Lebaran," katanya.

Kebutuhan pokok yang meningkat signifikan pada saat Lebaran antara lain daging sapi, daging ayam, telur, karena itu semua diperlukan secara bersamaan.

"Sementara beras tidak pernah menjadi masalah, apalagi di bulan Ramadhan. Orang yang biasanya makan tiga kali sehari, di bulan Ramadhan jadi dua kali (sehari)," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pernah meminta agar harga daging sapi di bawah Rp80.000/kg sebelum Lebaran tahun ini.

"Saya perintahkan menteri-menteri, saya tidak mau tahu, saya minta sebelum Lebaran harga daging harus di bawah Rp80.000," kata Jokowi.

Ia mengatakan, jika di negara lain harga daging bisa di bawah Rp80.000 maka Presiden yakin hal itu bisa terjadi di Indonesia.

Presiden mencontohkan harga daging di Singapura atau Malaysia berkisar Rp50.000 hingga Rp55.000/kg di tingkat ritel, padahal di Indonesia bisa sampai Rp120.000-Rp130.000 bahkan mencapai Rp150.000/kg menjelang Lebaran.

"Tidak usah di bawah Rp55.000 di bawah Rp80.000 saja, menteri-menteri pada pusing semua. Kalau di negara lain bisa kita juga seharusnya bisa, ini mau tidak mau, niat tidak niat hanya itu saja," katanya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016