Malang (ANTARA News) - Sekitar 154 atau 60 persen dari 257 sekolah negeri mulai jenjang SD hingga SMA di Malang tidak memiliki perpustakaan yang memadai atau representatif.
Kepala Perpustakaan Kota Malang Jemianto, Sabtu, mengatakan, masih minimnya sekolah negeri yang memiliki perpustakaan representatif tersebut menjadi tugas dan "PR" semua pihak, baik sekolah bersangkutan maupun Diknas dan pihak perpustakaan sendiri.
"Sekolah negeri rata-rata hanya memiliki ruang perpustakaan yang kecil dan koleksi buku yang dimilikipun sangat terbatas, bahkan jumlahnya jauh dari jumlah siswa," katanya di Malang.
Menurut dia, idealnya setiap sekolah minimal siswanya bisa membaca dan meminjam sekitar enam sampai tujuh buku dalam seminggu. Namun kenyataannya masih jauh dari angka tersebut, bahkan kadang antara siswa yang satu dengan lainnya harus bergantian pinjam.
Oleh karena itu, katanya, untuk memenuhi target semua sekolah memiliki perpustakaan memadai pada tahun 2008, pihaknya bersama Diknas setempat akan membantu secara teknis sekolah-sekolah yang masih "miskin" perpustakaan.
Hanya saja, lanjutnya, untuk pendanaan dan pengaturan ruangan yang proporsional diserahkan sepenuhnya pada instansi terkait, sumber pendanaanya dari APBD serta pemerintah pusat.
"Dan jika pada akhir tahun 2007 nanti belum ada dana khusus melalui `block grant`, maka sekolah harus mengusahakannya sendiri, bisa dengan cara koordinasi dengan wali murid serta dewan sekolah yang ada," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007