Kunshan, China (ANTARA News) - Tim bulu tangkis putra Indonesia mengandalkan pemain muda untuk meraih kesempatan besar mengembalikan kejayaan 14 tahun silam dengan masuk putaran final Piala Thomas 2016 setelah menaklukkan tim Korea Selatan.
Thomas Indonesia pada laga final yang berlangsung di Stadion Bulu Tangkis Kunshan, China, pada Minggu pukul 13.00 waktu setempat atau 12.00 WIB, menghadapi tim unggulan kedua asal Eropa Denmark untuk merebut kembali Piala Thomas ke-14.
Meskipun tidak sekuat tim China yang berisi pemain-pemain peringkat lima dunia, tim Denmark datang ke Kunshan berbekal ambisi besar merebut Piala Thomas pertama mereka setelah delapan kali menempati posisi runner up.
Tim putra negara Nordik itu makin percaya diri setelah mengalahkan tim Malaysia 3-2 pada putaran semifinal, Jumat (20/5).
Denmark yang semula tertinggal 0-2 sukses mengembalikan kedudukan dengan merebut tiga partai terakhir dari tim negeri jiran sekaligus menempatkan tim Bangsa Viking itu pada putaran final.
Pada turnamen Piala Thomas ke-29, Denmark membawa pemain-pemain peringkat 10 dunia. Pada tunggal putra mereka punya Viktor Axelsen yang menempati posisi empat dunia dan Jan O Jorgensen yang meraih posisi lima dunia.
Pada ganda putra, Denmark masih diperkuat pasangan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding sebagai pasangan peringkat sembilan dunia.
Denmark sebenarnya punya pasangan peringkat delapan dunia Mathias Boe/Carsten Mogensen. Tapi selepas kecelakaan yang menimpa Carsten Mogensen pada Kejuaraan Eropa 2016, Denmark lebih sering menurunkan pasangan kolaborasi Mathias Boe/Mads Conrad-Petersen.
Kemudian, mereka menurunkan pasangan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen pada ganda kedua. Kim/Anders adalah pasangan peringkat 23 dunia.
Catatan Pertemuan Pemain
Pada sisi lain, Indonesia yang rindu membawa gelar Piala Thomas ke Tanah Air berbekal amunisi pemain-pemain muda baik tunggal maupun ganda.
Selain Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, dan Tommy Sugiarto, atlet-atlet putra tim Merah-Putih merupakan para pemain berusia 25 tahun ke bawah.
Mereka adalah Angga Pratama, Ricky Karanda Suwardi, Marcus Fernaldi Gideon, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting, dan Jonatan Christie.
Pada sektor putra, Tommy mempunyai catatan dua kemenangan dan tiga kekalahan dari Viktor Axelsen. Sedangkan dengan Jan O Jorgensen, Tommy berkedudukan imbang 1-1 dari dua pertemuan mereka.
Jonatan dan Ihsan memang belum tercatat menghadapi Viktor Axelsen.
Tapi, kedua atlet tunggal muda Indonesia itu pernah satu kali kalah dari Jan O Jorgensen. Hanya saja, Jonatan pernah satu kali kalah dari Emil Holst sebagai tunggal ketiga Denmark.
Indonesia masih berpeluang menampilkan kejutan dengan kehadiran Anthony Ginting yang belum punya catatan dengan empat tunggal putra Denmark baik Viktor, Jan O, Vittinghus, maupun Emil.
Pada sektor ganda, pasangan andalan tim Garuda Hendra/Ahsan punya catatan tiga kemenangan dari lima pertemuan dengan pasangan Denmark Mads/Mads.
Sedangkan dengan Mathias Boe/Carsten Mogensen, Hendra/Ahsan menang empat kali dari lima pertemuan.
Ganda pelapis kedua Indonesia Angga/Ricky mengantongi satu kemenangan dari pertemuan dengan Mads/Mads.
Sedangkan dengan Mathias/Carsten, Angga/Ricky takluk dalam lima kali pertemuan. Pasangan Indonesia peringkat 12 dunia itu juga mengantongi satu kemenangan dengan ganda Kim/Anders.
Pasangan putra Tanah Air Marcus/Kevin punya satu kemenangan atas ganda ketiga Denmark Kim/Anders, meskipun punya satu kali kekalahan masing-masing dari Mathias/Carsten dan Mads/Mads.
"Kami sudah tahu tipe permainan Eropa. Kami bukan hanya tahu pola setiap pemain, tapi kami lebih berpengalaman bermain pada turnamen beregu," kata Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia Rexy Mainaky.
Tim Indonesia, lanjut Rexy, hanya perlu meningkatkan suasana kompak dan harmonis jelang laga final, agar semangat tim selalu muncul dalam setiap partai pertandingan.
Pelatih tunggal putra pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Hendri Saputra mengatakan laga final turnamen beregu merupakan pertarungan mental pemain, bahkan bagi pemain peringkat lima besar dunia seperti Chen Long, Viktor Axelsen, dan Lee Yong Dae.
"Pemain harus lebih tangguh dalam pertandingan dan tidak mudah membuat kesalahan sendiri atau mudah ditaklukkan. Kami hanya menyiapkan kondisi fisik dan mental para atlet," kata Hendri.
Pertemuan Indonesia dengan Denmark pada laga final Piala Thomas 2016 merupakan pertemuan keempat setelah pertemuan pada 1964 di Tokyo, Jepang; pada 1973 dan 1979 di Jakarta; serta pada 1996 di Hong Kong.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016