Tomohon (ANTARA News) - Aktivitas vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), masih fluktuatif dengan kegempaan yang terekam di atas rata-rata lima kali dalam sehari.
"Sebelumnya memang statusnya sudah diusulkan untuk diturunkan dari siaga level III menjadi waspada level II, namun kembali terjadi peningkatan kegempaan vulkanik dangkal yang melebihi normal," kata Nurhadi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Tomohon, Sabtu.
Dia mengatakan, pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WITA hari ini, secara visual gunung api aktif setinggi 1.580 di atas permukaan laut ini tampak jelas, warna asap putih intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 75 meter di atas puncak.
Selanjutnya, kegempaan terekam satu kali gempa tektonik jauh dengan amplituda enam milimeter berdurasi 400 detik.
Terekam pula sebanyak 22 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplituda 4-28 milimeter selama 3,5-20 detik, satu kali mikrotremor amplituda 0,5-1,0 milimeter serta gempa embusan sebanyak 16 kali dengan amplituda 7-42 milimeter dengan lama gempa 15-32,5 detik.
"Direkomendasikan agar tidak ada aktivitas masyarakat atau pengunjung di dalam radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan Gunung Lokon," katanya.
Menurut Farid, kegempaan Gunung Lokon yang didominasi dengan gempa-gempa permukaan terjadi akibat kontak suhu tinggi dengan air.
"Bisa saja aktivitas kegempaan yang terjadi saat ini merupakan aktivitas pada rekahan atau di kawah Tompaluan. Kondisi seperti ini bisa juga disertai letusan freatik," katanya.
Dia pun mengharapkan warga mematuhi radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan untuk menghindari letusan tiba-tiba yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat, pengunjung ataupun pendaki.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016