San Francisco, Amerika Serikat (ANTARA News) - Setelah dunia ditakutkan oleh semakin memprihatikannya serangan kelompok militan terhadap warga sipil, Microsoft Corp Jumat waktu AS mengenalkan kebijakan baru dalam menangkal apa yang disebut "konten teroris" pada beberapa layanan konsumennya.
Lewat posting blognya, Microsoft akan melarang "konten teroris" pada beberapa layanan seperti tool gaming Xbox Live, versi pelanggan layanan email Outlook, dan layanan berbagi dokumen.
Namun untuk mesin pencari Bing, Microsoft tetap sebagai wadah ekspresi merdeka namun akan menghapus tautan jika melanggar ketentuan lokal yang berlaku.
Mulanya Microsoft hanya mengandalkan pelanggan untuk melaporkan konten kontroversial. Perusahaan ini juga akan mendanai penelitian sebuah tool yang memindai konten dan membenderakan atau mencirikan (flag) imej, audio dan video.
"Kami akan mempertimbangkan konten yang diposting oleh atau mendukung organisasi-organisasi yang sudah dimasukkan ke daftar Sanksi Dewan Keamanan PBB yang menggambarkan kekerasan grafis (vulgar), menganjurkan aksi kekerasan, menyokong organisasi teroris atau aksi mereka, atau mendorong orang bergabung dengan kelompok-kelompok semacam itu," tulis Microsoft dalam posting blognya itu.
Langkah-langkah itu melukiskan keadaan sulit yang dihadapi banyak perusahaan dalam menyeimbangkan keamanan publik dengan hak individu.
Masalah ini menyeruak setelah Apple Inc. dan pemerintah AS berselisih mengenai apakah pemerintah pusat boleh memaksa Apple menciptakan software yang bisa membuka sebuah ponsel pintar yang digunakan pelaku penembakan San Bernardino tahun lalu. Akhirnya, pemerintah menyewa pihak ketiga untuk membuka ponsel pintar Apple itu.
"Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam beberapa bulan belakangan adalah pengingat kuat bahwa Internet bisa digunakan untuk alasan-alasan buruk," kata Microsoft seraya mengatakan pengguna boleh menggunakan bentuk online untuk menghapus konten terekomendasi.
"Menggunakan bentuk Web ini adalah untuk melaporkan konten yang diposting atau mendukung organisasi teroris yang menggambarkan kekerasan grafis, mendorong aksi kekerasan, mendukung organisasi teroris atau tindakannya, atau menganjurkan orang untuk bergabung dengan kelompok-kelompok semacam itu," kata Microsoft.
Microsoft menyatakan akan menyediakan informasi mengenai bagaimana menghadapi konten negatif yang selama ini sudah diadopsi oleh raksasa IT lainnya, Facebook Inc.
Layanan media sosial ini tahun ini mengumumkan sebuah tool bernama "counter speech" yang membantu para aktivis menangkal pandangan-pandangan ekstremis dengan posting pesan-pesan toleransi. Tahun lalu, Facebook memperbarui panduannya dalam melarang dukungan untuk aktivitas teroris dan organisasi kejahatan atau mempromosikan kebencian.
Sedangkan situs media sosial seperti Twitter Inc telah menonaktifkan 125.000 akun yang kebanyakan berkaitan dengan militan ISIS, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016