Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu sekitar pukul 11.30 WIB membawa sejumlah komiten dari hasil rangkaian lawatannya di Korea Selatan (Korsel) dan Rusia.

Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK) menyambut kedatangan Presiden Jokowi beserta rombongan yang menempuh perjalanan sekira 14 jam dari Sochi, Rusia, ke Jakarta.

Sekira pukul 01.20 WIB pesawat Kepresidenan RI yang membawa Presiden Jokowi beserta rombongan singgah di Bandara Internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), dalam perjalanan pulang dari Bandara Adler, Sochi, Rusia.

Presiden Jokowi memulai lawatan ke Korsel pada 15-18 Mei 2016 sebagai kunjungan kenegaraan menemui Presiden Park Geun-hye beserta sejumlah pengusaha asal Negeri Ginseng.

Dalam perjumpaannya dengan Presiden Park, Presiden Jokowi meminta Korsel untuk membuka impor lebih besar bagi buah segar asal Indonesia.

Presiden Jokowi juga menemui ribuan warga negara Indonesia (WNI) yang tergabung dalam Diaspora Indonesia di Korsel dan berdiskusi bersama mengenai status Kartu Diaspora maupun potensinya di Korsel.

Di Rusia, Presiden Jokowi menjadi tamu Presiden Vladimir Putin, dan mereka antara lain membahas keringanan pajak bagi komoditas minyak sawit dari Indonesia dan kerja sama di bidang pertahanan-keamanan maupun pertukaran informasi untuk pemberantasan terorisme.

Presiden Jokowi juga menjadi tamu resmi dalam Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Bisnis Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama Rusia di Sochi.

Pada hari terakhirnya di Rusia, Presiden Jokowi bertemu pimpinan perusahaan minyak dan gas Rusia, Rosneft, yang berminat membangun kilang di Tuban, Jawa Timur, bernilai total investasi 13 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Terkait untuk memajukan kesejahteraan rakyat, Presiden Jokowi mengatakan, perlunya kemitraan ASEAN-Rusia difokuskan pada pembangunan konektifitas fisik, kerja sama energi untuk menyokong ketahanan energi, serta kerja sama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk saling menguatkan daya saing di pasar global.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan perlunya ditingkatkan kontak bisnis antar-perseorangan (people to people/P to P) guna memperkuat hubungan antar-pemerintah (government to government/G to G).

Beberapa kerja sama yang perlu terus didorong, Presiden Jokowi menekankan, antara lain pendidikan, melalui pemberian beasiswa dan pertukaran pemuda/pelajar.

Mekanismenya, Presiden menambahkan, antara lain kerja sama ASEAN Center di MGIMO University Moskow dengan berbagai Pusat Studi ASEAN di negara anggotanya; dan pariwisata berupa pelatihan bahasa dan keahlian operator kunjungan wisata.


Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016