Bogor (ANTARA News) - Sekitar 3.000 warga Kota Bogor, Jawa Barat dilibatkan dalam aksi Memeluk Kebun Raya Bogor salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi ke 534 Bogor (HJB) yang diinisiasi Masyarakat Cinta Bogor.
"Memeluk Kebun Raya Bogor menjadi acara fenomenal yang pertama kali diselenggarakan dalam HJB," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Balai Kota, Bogor, Jumat.
Menurut Bima, kegiatan memeluk kebun raya memiliki filosofi menjaga, kebun terbesar di Asia Tenggara yang memiliki peran sebagai paru-paru Kota Bogor sekaligus paru-paru dunia.
"Bersama-sama kita menjaga Kebun Raya mengingatkan kepada dunia, di Bogor ada tempat yang usiannya hampir dua abad, yang harus sama-sama kita pelihara dan lestarikan," katanya.
Bima mengatakan, akan ada banyak inovasi yang dilakukan pada kegiatan memeluk Kebun Raya Bogor di antaranya memasang atribut dan banner menggambarkan cita-cita apa yang akan dicapai oleh Kota Bogor.
"Masyarakat akan melihat apa yang telah dicapai oleh Kota Bogor melalui visualisasi spanduk dan banner yang dipajang sekeliling kebun raya, seperti refleksi diri," katanya.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Cinta Bogor (MCB) Faisal menyebutkan latar belakang kegiatan Memeluk Kebun Raya Bogor berawal dari anggota MCB yang sering membikin kegiatan di Kebun Raya.
"Kami miris melihat kondisi kebun raya yang kotor di dalam, padahal Kebun Raya Bogor ini memiliki peran sebagai paru-paru Kota Bogor dan juga dunia," katanya.
Dalam momen HJB tersebut, lanjutnya, MCB mengajak masyarakat Kota Bogor untuk melakukan aksi memeluk Kebun Raya Bogor yang akan dilaksanakan pada 5 Juni 2016.
"Memeluk Kebun Raya Bogor menjadi satu rangkaian HJB diawali dengan Helar Run, lalu memeluk kebun raya, dan diakhiri dengan pawai Heularan," katanya.
Ia mengatakan, Kebun Raya Bogor memiliki keliling sekitar empat kilometer, jika diukur rentang tangan orang dewasa 1,5 meter, maka diperlukan sekitar 3.000 orang untuk memeluk kebun raya.
"Memeluk kebun raya ini warga bersama-sama mengelilingi kebun raya lalu memegang pagar seperti memeluk. Kecuali untuk sisi yang tidak bisa dipeluk, dilakukan dengan saling berpegang tangan, seperti di Jl Otista dan Jl Jalak Harupat," katanya.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016