Pangkalpinang (ANTARA News) - Balok timah bermerek dari PT. Timah kembali diekspor sebanyak 1.000 ton ke Singapura dan selanjutnya diekspor kembali ke berbagai negara di Asia dan Eropa, setelah keluarnya ketentuan baru berupa sertifikasi eksportir terdaftar (ET) dari Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan. Kepala bagian Humas PT. Timah, Abrun Abubakar, Jumat, mengatakan PT. Timah sudah mendapatkan sertifikasi ET tertanggal 23 Pebruari 2007 lalu, hingga tidak ada kendala menyangkut perijinan untuk perdagangan dalam dan luar negeri. Sebanyak 95 persen produksi PT. Timah diekspor ke berbagai negara di Asia dan Eropa barat, sementara untuk pasar dalam negeri hanya lima persen. Pengapalan ekspor timah dilakukan dari pelabuhan Muntok Bangka Barat, setelah sebelumnya diperiksa surveyor menyangkut kualitas, kelengkapan dokumen dan kewajiban pemegang kuasa penambangan. Abrun tidak menjelaskan apakah timah yang diekspor hanya berupa balok timah bermerek dengan kadar stannum 99,85 atau ada produk premium PT. Timah seperti banka 4 Nine dan lead free solder. Pihaknya akan tetap melakukan ekspor sesuai permintaan dan pesanan dari luarnegeri, karena segala persyaratan kualitas dan administrasi sudah dipenuhi. Mengenai harga, ia menyatakan tidak tahu persis karena tergantung harga berlaku dan negosiasi. Data dari Disperindagkop dan UKM propinsi kepulauan Bangka Belitung selama tahun 2006 ekspor PT. Timah mencapai 18.252,4 metrik ton senilai 141.565.824,91 dolar AS. Pada tahun 2005 ekspor sebanyak 23.134,7 metrik ton senilai 162.168.099 dolar AS. Data ekspor yang tercatat di Disperindagkop dan UKM kurang lengkap atau terdata bila negara pengimpor meminta surat keterangan asal (SKA) barang. Ada banyak eksportir tidak meminta surat itu dan datanya hanya ada di bea cukai dalam bentuk pemberitahuan ekspor barang (PEB). Data perdagangan yang dihimpun dari PT. Timah selama tahun produksi 2005 jumlah ekspor logam mencapai 41.253 metrik ton (Mt) senilai Rp. 2,995 trilyun lebih, sedangkan penjualan di dalam negeri sebanyak 974 metrik ton senilai Rp.30,68 mlyar.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007