Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menilai peluang Indonesia untuk meraih gelar juara Piala Thomas kali ini cukup besar, apalagi tim kuat Tiongkok dan juara bertahan Jepang sudah tumbang.
Menurut Menpora, di Jakarta, Jumat, dengan adanya peluang ini diharapkan kini saatnya Indonesia kembali merebut gelar lambang supremasi bulutangkis beregu putera yang belum kembali ke Tanah Air sejak terakhir kali pada 2002.
"Mari kita doakan semoga Tim Thomas Indonesia bisa juara," ujar Menteri Imam dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.
Meski begitu, ia mengingatkan Hendra Setiawan dan kawan-kawan agar tidak lengah karena Malaysia atau Denmark merupakan tim kuat saat ini.
Menpora berterima kasih atas usaha keras Tim Piala Thomas Indonesia sehingga sukses melaju ke babak final usai menundukkan Korea Selatan 3-1 pada laga semifinal di Kushan, Tiongkok, Jumat.
"Terima kasih kepada semua pemain, pelatih, dan ofisial untuk perjuangan kalian, ini menjadi kado bagi Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada hari ini (Jumat)," tutur Menpora.
Indonesia melaju ke final setelah ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang turun di partai keempat berhasil mengatasi ganda kedua Korea Kim Gi Jung/Kim Sa Rang dengan skor 21-15, 21-18.
Dua poin Indonesia sebelumnya di sumbangkan oleh ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting.
Indonesia sempat tertinggal 0-1 ketika Jonatan Christie yang turun di partai pembuka tunggal putra dikalahkan Son Wan Ho dengan skor 10-21, 16-21.
Selanjutnya pasangan Hendra/Ahsan berhasil menyamakan kedudukan usai menundukkan lawan bebuyutannya, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong di partai kedua dengan dalam dua game langsung, 21-15, 21-12.
Ginting membawa Merah Putih berbalik unggul 2-1 setelah menundukkan Lee Dong Keun juga dengan dua game langsung, 21-18, 21-18.
Dengan kemenangan ini, Indonesia akan memperebutkan gelar Piala Thomas 2016 melawan pemenang laga semifinal lain antara Malaysia melawan Denmark. Laga final akan dimainkan Minggu (22/5).
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016