Kadin terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia sehingga bisa meningkatkan penerimaan negara dari sektor kelautan dan perikanan dari 4 miliar dolar AS per tahun menjadi 40 miliar dolar selama 3-4 tahun,"
Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong RI untuk menjadi pusat pengolahan perikanan global dengan cara menggalakkan sektor budi daya yang dinilai lebih harus diprioritaskan dibandingkan perikanan tangkap.
"Kadin terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia sehingga bisa meningkatkan penerimaan negara dari sektor kelautan dan perikanan dari 4 miliar dolar AS per tahun menjadi 40 miliar dolar selama 3-4 tahun," kata Wakil Ketua Umum Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia Yugi Prayanto dalam diskusi ketika berkunjung ke redaksi LKBN Antara di Wisma Antara, Jakarta, Kamis.
Menurut Yugi, pihaknya kini tengah fokus untuk mengimplementasikan sebanyak lima program strategis Kadin bidang Kelautan dan Perikanan selama periode beberapa tahun mendatang hingga sekitar tahun 2020.
Selain program untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan, ujar dia, Kadin juga bertekad untuk menerbitkan standardisasi internasional dari Indonesia, khususnya sektor kelautan dan perikanan.
Dengan demikian, lanjutnya, seluruh produk dalam negeri akan menggunakan standardisasi internasional tersebut dan akhirnya juga akan mendorong produk kelautan dan perikanan dalam negeri dapat menembus pasaran internasional.
"Selama ini banyak negara meragukan standardisasi dari Indonesia. Karena itu, standardisasi internasional bisa digarap di Indonesia bekerja sama dengan ISO internasional, sehingga mendongkrak daya saing Indonesia melalui standardisasi internasional itu," tuturnya.
Program ketiga Kadin Kelautan dan Perikanan adalah membangun pelabuhan kapal pesiar di sejumlah daerah, yang nilai investasinya mencapai kisaran Rp700 miliar untuk satu pelabuhan kapal pesiar.
Sementara program keempat adalah mengembangkan program pembudidayaan udang, rumput laut, dan perikanan sehingga meningkatkan kesejahteraan nelayan serta menambah pasokan bahan baku.
"Termasuk di antaranya dengan bekerja sama dengan TNI AL untuk membudidayakan terumbu karang sebagai bahan utama makanan bagi ikan-ikan di laut," ucapnya.
Sedangkan program kelima adalah Kadin bertugas mengupayakan lahirnya para pengusaha domestik yang akan memperkuat perekonomian Indonesia.
Kadin, ujar dia, tengah memetakan potensi pelaku usaha-usaha baru sekaligus mengupayakan adanya akses permodalan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar Rp44 triliun per tahun dalam rangka menciptakan sebanyak mungkin pelaku usaha baru sektor kelautan dan perikanan.
Untuk itu, Yugi mengemukakan bahwa pemerintah harus bergandengan tangan dengan Kadin yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang, untuk membangun program kerja di sektor kelautan dan perikanan nasional.
Sementara itu, Direktur Pemberitaan LKBN Antara Aat Surya Safaat mengemukakan, pihaknya terus memberitakan tentang kemaritiman serta sektor kelautan dan perikanan karena banyak diminati.
"Kami ada public service obligation (PSO) dan salah satu prioritasnya tentang kemaritiman," jelas Aat Surya Safaat.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016