“Motifnya lebih bebas, melambangkan kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter,” kata Saleh melalui siaran pers diterima di Jakarta, Kamis.
Saleh menambahkan, motif batik yang banyak ditandai dengan gambar flora dan fauna seperti binatang laut dan darat, ikan, pepohonan, daun daunan tersebut juga menunjukkan kondisi geografis pesisir.
Batik pesisir utara Jawa Barat meliputi batik Indramayu, Karawang, Cirebon, Subang dan daerah lainnya di sekitar pesisir pantai Utara Jawa Barat.
Di antaranya, yang paling terkenal adalah batik Cirebon dengan corak batik yang paling banyak daripada daerah lainnya di Jabar.
Secara umum, lanjut Saleh, batik Cirebon banyak dipengaruhi asimilasi pendatang seperti budaya Cina dan Arab termasuk kelompok batik pesisir atau kenduran, batik keraton atau klasik dan batik trusmi.
Salah satu motif yang terkenal adalah motif mega mendung yang terkait erat dengan proses asimilasi budaya dan tradisi religious, di mana motif lainnya yang juga terkenal yaitu paksi naga liman, singa payung, dan ayam alas.
Ketua Yayasan Batik Jawa Barat Sendy Dede Yusuf mengatakan pihaknya aktif mendampingi dan memberi pembekalan kepada pembatik Jabar sejak organisasi ini berdiri pada Agustus 2008.
“Tak hanya di produksi, kami bantu di sisi pemasaran. Kini sudah ada kelompok-kelompok usaha di 27 kabupaten/kota di Jabar, juga terbentuk koperasi-koperasi,” ujarnya.
Diketahui, Yayasan Batik Jabar menggelar Pesona Batik Pesisir Utara Jawa Barat di Jakarta, sebagai yang juga menampilkan pameran batik pesisir utara Jabar, pameran revitalisasi batik keraton Cirebon dan peluncuran buku.
Selain itu, penyerahan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual untuk karya perajin batik anggota YBJB, penyerahan bantuan kompor batik, dana bergulir, peragaan dan bazaar busana.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016