Fransiskus, yang sering berbicara tentang keprihatinannya pada masyarakat miskin, tampaknya merujuk pada jenis pekerjaan melelahkan, yang sering dilakukan pendatang miskin di negara kaya di seluruh dunia, serta pekerja lain, yang memiliki kontrak merugikan, lapor Reuters.
Dalam misa di Vatikan, ia menceritakan sebuah kisah tentang seorang anak perempuan yang bekerja 11 jam sehari untuk 650 euro (lebih dari 7 juta rupiah) per bulan dan dibayar dengan tidak resmi.
Ia menilai pekerjaan itu membuat orang kelaparan dan hanya menguntungkan majikan. Ia mengatakan dalam misa di kediamannya di Santa Marta bahwa hidup dari darah orang adalah dosa besar.
"Tanpa pensiun, tanpa jaminan kesehatan ... dan mereka menangguhkan (kontrak), dan pada Juli dan Agustus (pekerja) harus makan angin. Lalu pada September, mereka menertawakan Anda tentang hal itu. Mereka yang melakukan itu adalah pengisap darah sesungguhnya," katanya.
(Uu.G003/B002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016