Setelah melalui masa penggemukan, sapi tersebut akan dipotong di RPH yang telah terdaftar sebagai rantai ketersediaan (`supplky chain`) PT RNI, lalu dipasarkan kepada masyarakat."
Jakarta (ANTARA News) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menyatakan akan terus memperkuat bisnis penggemukan sapi di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo mengatakan, sebagai langkah konkret, perusahaan BUMN yang dipimpinnya itu mengembangkan area seluas kurang lebih 50 hektare di Jatitujuh, Majalengka, untuk menjadi peternakan sapi yang mampu menampung hingga 50.000 ekor sapi potong dalam setahun.
"Setelah melalui masa penggemukan, sapi tersebut akan dipotong di RPH yang telah terdaftar sebagai rantai ketersediaan (supplky chain) PT RNI, lalu dipasarkan kepada masyarakat," kata Didik dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Adapun peternakan sapi tersebut dikembangkan secara terintegrasi dengan industri tebu PT RNI melalui Proyek Integrasi Peternakan Sapi.
Perusahaan induk dengan 13 anak perusahaan itu pun menegaskan akan memberikan manfaat dari bisnis sapi kepada masyarakat melalui pengelolan kotoran sapi.
"Kotoran hewan akan diolah menjadi pupuk cair dan pupuk organik yang bermanfaat untuk perkebunan. Sementara biogasnya digunakan sebagai sumber daya energi bagi masyakarat. Semua dilakukan dengan pendekatan tanpa sisa atau zero waste," tutur Didik.
PT RNI sendiri telah melaksanakan impor sapi perdana dari Australia pada tahun 2016 yang selanjutnya akan digemukkan di Jatitujuh.
Sapi impor yang diberangkatkan dari Pelabuhan Wyndham, Australia, tersebut tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Selasa (17/5) dan ditempatkan di Jatitujuh pada Rabu (18/5).
Menurut Didik Prasetyo, langkah impor ini juga merupakan langkah optimalisasi kandang sapi PT RNI dan memberi nilai tambah bagi perusahaan terutama dalam hal pemanfaatan sumber pupuk organik.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016