Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI ditutup melemah turun sebesar 30,14 poin atau 0,64 persen menjadi 4.704,21, sedangkan indeks LQ45 terkoreksi 7,88 poin (0,97 persen) menjadi 801,93.
"Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga minyak mentah dunia yang tertekan, ditambah mayoritas bursa saham di Asia yang terkoreksi memberi dampak negatif bagi laju indeks BEI," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada.
Selain itu, katata, risalah pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal (FOMC) pada April lalu yang mensinyalkan kenaikan suku bunga acuan AS (Fed fund rate) turut mempengaruhi laju indeks BEI.
"Di tengah sentimen yang negatif itu membuat pelaku pasar saham mengambil posisi aman dengan melepas sebagian aset sahamnya," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar yang juga sedang menanti hasil kebijakan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mengenai suku bunga acuan juga membuat pelaku pasar saham menahan transaksi beli.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan bahwa bursa saham eskternal yang memberi sinyal negatif berdampak pada pergerakan indeks BEI. Pelaku pasar cenderung melepas saham-saham emiten semen serta sektor konstruksi.
Kendati demikian, menurut dia, di tengah harga saham-saham domestik yang telah mengalami koreksi cukup dalam dapat dimanfaatkan untuk dikumulasi pada perdagangan selanjutnya.
Sepanjang hari ini transaksi tercatat mencapai frekuensi 231.799 kali dengan total jumlah saham yang diperdagangkan 3,07 miliar lembar senilai Rp4,73 triliun. Terdapat 108 saham yang harganya naik, 193 saham turun, dan 90 saham stagnan.
Dari bursa regional, dilaporkan indeks Hang Seng bursa Hong Kong melemah 132,08 poin (0,67 persen) ke level 19.694,33, indeks Nikkei bursa Tokyo naik 1,97 poin (0,01 persen) ke level 16.646,66, dan Straits Times Singapura melemah 39,19 poin (1,41 persen) ke posisi 2.737,92.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016