Menperin menilai terwujudnya fasilitas tersebut menjadi penanda keseriusan Gajah Tunggal di industri ban, yang turut memberikan sumbangan signifikan, terlebih lagi sekitar 70 persen hasil produksi industri ban diekspor ke berbagai negara dengan nilai ekspor 1,6 miliar dolar AS pada 2015.
"Fasilitas proving ground milik sendiri merupakan bagian dari litbang industri ban. Ini menunjukkan keseriusan perusahaan dan jelas-jelas sebagai tanda bahwa produsen bervisi jangka panjang," kata Saleh.
Fasilitas tersebut dibangun sejak 2013 dan menjadi bagian strategi besar Gajah Tunggal untuk terus meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan produk-produk ban unggulan sesuai permintaan konsumen dalam dan luar negeri, lewat riset dan pengembangan berstandar internasional.
"Dengan adanya proving ground ini, Gajah Tunggal semakin mampu berinivasi dalam pengembangan dan produksi berbagai produk ban baik untuk kendaraan penumpang, niaga maupun sepeda motor," kata Wakil Presiden Direktur Gajah Tunggal Budhi Santoso Tanasaleh.
Fasilitas yang berdiri di atas lahan seluas 65 hektare itu dibangun dalam dua tahap, dengan fokus pada sarana pengujian ISO Noise, Vehicle Dynamic Area, Braking & Handling dan Longitudinal Hydroplanning untuk pembangunan tahap pertama.
Berbagai sarana pengujian tersebut membuat fasilitas pengujian ban Gajah Tunggal menjadi yang terlengkap, selain juga pusat operasinya dilengkapi aneka peralatan perawatan dan penggantian ban modern.
Berikutnya, pembangunan tahap kedua akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan riset dan pengembangan yang dilakukan Gajah Tunggal pada masa mendatang.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016