MUFFEST kali ini mengangkat tema #ScreenshootTheLook dan memamerkan fashion siap pakai yang mengoptimalkan kekayaan budaya lokal mengacu pada tren fashion muslim 2017/2018.
Taruna memaparkan konsumen muslim menghabiskan 230 juta dolar AS untuk belanja pakaian 2014-2015.
Nilainya diperkirakan meningkat menjadi 327 juta dolar AS pada 2019.
"Tahun 2019 adalah rencana kami membuat Indonesia jadi muslim fashion hub di dunia," imbuh Taruna.
Rangkaian acara MUFFEST berupa peragaan busana, pameran dagang, seminar, lokakarya, kompetisi, ajang temu komunitas, trend installation dan Kuliner Halal dari Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia.
MUFFEST akan melibatkan sekitar 250 label fashion muslim. Para perancang yang akan memamerkan karya-karyanya meliputi Ria Miranda, Jenahara, Irna Mutiara, Restu Anggraini, Hannie Hananto, Itang Yunasz, Deden Siswanto, Ali Charisma, Sofie, Nuniek Mawardi, Monika Jufry, Najua Yanti, Norma Hauri, Ina Priyono, Khanaan Samlan, Oka Diputra, Dwi Iskandar, Eridani dan NurZahra.
Tak hanya itu, ada pula rancangan dari desainer perwakilan Malaysia Fashion Week, juga perancang dari Turki, Italia, Rusia, Uni Emirat Arab dan Bangladesh yang bernaung dalam Islamic Fashion and Design Council (IFDC).
Fashion muslim dianggap sebagai komoditi potensial di industri fashion dunia. Peluang itu kini mulai diambil oleh sejumlah merek global yang mengeluarkan koleksi modest fashion, mulai dari Dolce & Gabbana, DKNY, Zara, Mango hingga Uniqlo. Ritel high-end Moda Operandi dan Net-a-Porter pun ikut melakukan kampanye "Ramadhan Style".
Indonesia kini merupakan pasar konsumsi pakaian muslim terbesar kelima di dunia dengan nilai 12,69 miliar dolar AS.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016