Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian langsung berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika menyusul beredarnya video propaganda teroris ISIS di internet.
"Koordinasi dengan Kemkominfo. Kami punya tim yang mencermati hal-hal terkait radikalisme dan pornografi. Apabila ada yang meresahkan masyarakat, akan dilakukan blokir," kata Kadivhumas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Rabu malam.
Pihaknya menyayangkan beredarnya video yang melibatkan sejumlah anak tak berdosa tersebut. "Sangat disayangkan adanya pelibatan anak-anak dalam tayangan tersebut. Itu (video) tidak pantas dan tidak patut dicontoh oleh generasi muda Indonesia," katanya.
Pihaknya berharap masyarakat yang telah menonton video tersebut untuk berpikir jernih dan tidak terinspirasi untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum. Boy juga mengingatkan agar video tersebut tidak disebarluaskan oleh sejumlah kalangan yang sempat menontonnya.
Sebelumnya beredar sebuah video di media sosial yang berisi tentang pelatihan anak-anak di bawah umur di camp ISIS di Hasakeh, Suriah.
Dalam video tersebut sejumlah anak berlatih menembak di bawah pengawasan para ekstremis. Selain itu mereka juga belajar berkelahi satu sama lain.
Mereka diduga merupakan anak-anak yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Dalam video yang berdurasi 15 menit itu, terlihat ada adegan ekstremis ISIS bernama Abu Naser al-Indonisi yang menyerukan kepada segenap anak untuk menegakkan kekhalifahan. Naser juga mengatakan pihaknya akan menumpas para pemimpin thagut di Indonesia dan Malaysia.
Video tersebut juga memperlihatkan anak-anak melempar sejumlah paspor dan membakarnya sebagai simbol bahwa mereka tidak lagi melekat sebagai warga negara di negaranya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016