Dalam kesempatan tersebut Sandi menegaskan kembali dua permasalahan utama yang masih mendera Jakarta, yakni ketersediaan lapangan kerja dan tingginya harga kebutuhan pokok.
"Itu yang banyak saya dengan dari tiap pertemuan dengan warga. Untuk lapangan kerja, saya punya latar belakang pengusaha jadi berpengalaman untuk menciptakan lapangan kerja," kata Sandi di hadapan warga.
Selain menyoroti dua masalah tersebut, Sandi juga menemui kenyataan bahwa berbagai langkah pembangunan yang ditempuh DKI Jakarta selama ini sebagian besar masih belum berpihak kepada rakyat kecil.
"Lebih berpihak pada yang punya uang. Walaupun saya datang dari kelompok elit, saya ingin turun supaya bisa menciptakan Jakarta yang lebih baik pada 2017 nanti," kata Sandi.
Sandi berkeliling di rumah-rumah warga RW 001 untuk menyapa sembari memperkenalkan diri dan menyampaikan keinginannya maju mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta.
Sembari berkenalan, Sandi juga membagikan lembar aspirasi dan usulan yang nantinya akan dikumpulkan tim relawannya untuk mengetahui apa-apa saja permasalahan yang dihadapi warga.
"Itu ikhtiar kami menangkap aspirasi dan usulan masyarakat akan apa yang mereka inginkan buat Jakarta ke depannya. Itu jadi bentuk interaksi nyata kami supaya kunjungan begini bukan cuma acara 'selfie-selfie' semata," kata pria yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu.
Dua masalah yang disebutkan sebelumnya termasuk masalah-masalah utama yang dia temui dari lembar aspirasi tersebut, selain mengenai kepastian lahan tinggal alias penggusuran.
"Karena saya banyak menyapa ke daerah padat penduduk yang boleh dibilang strata ekonominya menengah ke bawah, yang nomor satu di lembar aspirasi itu masih soal kepastian lahan hidup mereka khawatir digusur," ujarnya.
Meski berstatus Dewan Pembina Gerindra, Sandi sudah aktif mengikuti penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta di beberapa partai lain termasuk PDI-Perjuangan dan Partai Demokrat.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016