"Kami terus berupaya merealisasikan pencapaian target ekspor yang telah ditetapkan tahun 2016. Kemendag telah memprogramkan berbagai kegiatan promosi berskala internasional baik di dalam dan luar negeri," kata Plt. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Tjahya Widayanti, dalam keterangan yang diterima, di Jakarta, Rabu.
Tjahya mengatakan, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional makin intensif mengejar target ekspor 2016.
Tiongkok tetap dilirik sebagai salah satu pasar tujuan penetrasi ekspor melalui pameran tersebut yang digelar seiring pelaksanaan The 7th Asian Trade Promotion Forum (ATPF).
Total nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok periode Januari-Februari 2016 sebesar 7,1 miliar dolar Amerika Serikat, atau menurun tujuh persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai 7,6 miliar dolar AS.
Sedangkan nilai ekspor nonmigas pada periode yang sama tercatat 1,8 miliar dolar AS, atau menurun 11,1 persen dibanding tahun sebelumnya senilai 2,0 miliar dolar AS.
Penurunan juga terjadi pada kinerja impor Tiongkok, dimana nilai impor produk nonmigas Indonesia yang masuk ke negara itu pada periode Januari-Februari 2016 sebesar 4,9 miliar dolar AS atau menurun 6,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai 5,2 miliar dolar AS.
Tjahya menjelaskan, Ditjen PEN Kemendag terus mendorong ekspor produk Indonesia melalui berbagai kesempatan, diantaranya dengan memberikan fasilitas booth bagi pelaku usaha Indonesia pada pameran CIIE 2016. Pada pameran CIIE yang sudah memasuki penyelenggaraan ke-8 kali itu, berbagai produk ditampilkan, antara lain branded consumer goods, metal working and automation, serta environmental protection and new material.
Tjahya mengaku optimis pameran ini mampu memberikan nilai tambah guna meningkatkan nilai ekspor. Sebab, pameran tahunan ini dikunjungi para importir, wholesaler, dan distributor dari berbagai negara.
"Oleh karena itu, pameran ini sangat penting untuk diikuti Indonesia agar produk Indonesia semakin dikenal dan diserap oleh pasar Asia, dan dunia pada umumnya," ujar Tjahya.
Pada CIIE 2016 Paviliun Indonesia akan menempati lahan seluas 72 meter persegi, dengan tema Trade with Remarkable Indonesia. Paviliun yang dikonstruksi dengan desain spesial itu akan ditempati sembilan perusahaan asal dalam negeri.
Tahun lalu, CIIE diikuti sebanyak 331 peserta dari 30 negara, seperti Jepang, Korea, Polandia, India, Thailand, Vietnam, Hong Kong, Makau, Taiwan, Italia, Swedia, Jerman, Amerika Serikat, dan Brasil, dengan total 30 paviliun negara di area seluas 35.000 meter persegi.
Pada 2016, diperkirakan ada lebih dari 350 ekshibitor dari 31 negara yang berpartisipasi. Sedangkan jumlah pengunjung diperkirakan lebih dari 30.000 pengunjung lokal dan mancanegara seperti dari Eropa sebanyak 13,70 persen, Asia 39,52 persen, Hong Kong, Makau, Taiwan sebanyak 29,03 persen, Amerika 16,14 persen dan Oseania 1,61 persen.
"Kami berharap partisipasi Indonesia pada CIIE 2016 dapat memperoleh transaksi yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor produk nonmigas Indonesia yang pada akhirnya dapat mendongkrak nilai ekspor," ujar Tjahya.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016