New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir jatuh pada Selasa (Rabu pagi WIB), membalikkan keuntungan sesi sebelumnya, dengan beberapa analis mengaitkannya terhadap peluang yang lebih tinggi bagi Federal Reserve untuk bergerak lebih cepat menaikkan suku bunganya.
Data ekonomi AS mantap, dengan produksi industri, harga konsumen dan housing starts (perumahan yang baru dibangun), semuanya naik pada April.
"Para investor mengambil berita ekonomi baik sebagai berita investasi yang buruk, karena akan mendorong Federal Reserve datang dan menaikkan suku bunga lebih agresif," kata Jack Ablin seperti dikutip AFP.
Tetapi Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities, mengatakan bahwa peluangnya sangat rendah bagi The Fed akan menaikkan suku di pertemuan berikutnya pada Juni. Meningkatnya volatilitas dalam saham-saham mencerminkan kurangnya berita penggerak pasar pekan ini, katanya. "Kami sedang berjuang untuk beberapa arah," kata Hogan.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 180,73 poin (1,02 persen) menjadi ditutup pada 17.529,98. Indeks berbasis luas S&P 500 berakhir turun 19,45 poin poin (0,94 persen) menjadi 2.047,21, sementara indeks komposit Nasdaq turun 59,73 poin (1,25 persen) menjadi 4.715,73.
Beberapa yang menyeret lebih besar di Nasdaq termasuk Amazon yang turun 2,2 persen, Microsoft turun 2,6 persen dan Activision Blizzard turun 3,2 persen.
Saham-saham produsen makanan utama juga mundur, dengan Kraft Heinz kehilangan 4,3 persen serta ConAgra Foods, Mondelez dan General Mills semuanya merosot lebih dari dua persen. Analis mengatakan saham-saham di sektor ini telah meningkat jauh dan karena itu mundur kembali.
Anggota Dow, Home Depot, turun 2,5 persen meskipun melaporkan laba yang mengalahkan ekspektasi para analis dan mengangkat perkiraannya untuk tahun ini. Namun, para analis mengatakan berita baiknya sudah dibangun ke dalam valuasi tinggi saham.
Perusahaan pembiayaan Lending Club tenggelam 8,6 persen setelah mengungkapkan pihaknya menghadapi penyelidikan pemerintah menyusul kepergian tiba-tiba Renaud Laplanche sebagai kepala eksekutif.
Lending Club juga mengatakan guncangan itu telah mendorong sejumlah investor kunci dalam pinjaman-pinjaman perusahaan menghentikan bisnis, lebih lanjut mengurangi jumlah pinjaman yang dapat diproses.
TJX, perusahaan induk toko pakaian Marshall dan TJ Maxx, naik 0,5 persen karena laba bersihnya untuk kuartal pertama naik 7,1 persen menjadi 508,3 juta dolar AS didukung kenaikan 10 persen dalam penjualannya. Angka tersebut jauh lebih baik daripada yang dirilis oleh para pengecer pakaian pekan lalu.
(Uu.A026)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016