Tapaktuan, Aceh, (ANTARA News) - Ratusan masyarakat Desa Pawoh, Kecamatan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan melakukan penggalangan dana secara swadaya untuk menanggulangi erosi sungai yang telah mengancam putusnya badan jalan desa dan perumahan penduduk.
Salah seorang warga Desa Pawoh, Teuku Raja di Tapaktuan, Selasa mengatakan, penggalangan dana secara swadaya itu akan digunakan untuk kebutuhan anggaran pembangunan tanggul di sepanjang bantaran sungai desa setempat.
Penggalangan dana sebesar Rp100 ribu/rumah yang diinisiasi oleh pimpinan Pondok Pesantren Darul Ihsan, Abuya Tgk Amran Waly Al Khalidy tersebut berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp23 juta.
"Meskipun dana yang terkumpul dirasa masih jauh dari cukup, namun tidak menyurutkan tekad warga untuk secara bersama-sama menanggulangi erosi sungai yang telah mengakibatkan puluhan tanah amblas ke dasar sungai. Sebab jika tidak ditanggulangi segera maka dikhawatirkan akan memutuskan badan jalan dan ambruk rumah penduduk," kata Teuku Raja.
Dikatakan, pihaknya memprediksi anggaran yang terkumpul secara swadaya dari masyarakat tersebut akan mampu membangun tanggul di sepanjang sungai yang terkena erosi tersebut, sebab untuk kebutuhan pengadaan material batu gajah dan sewa alat berat ekskavator (beco) akan ditanggung langsung dengan uang pribadi pimpinan Pondok Pesantren Darul Ihsan, Abuya Tgk Amran Waly.
"Meskipun dengan segala keterbatasan anggaran dan peralatan kerja tersebut, namun saat ini upaya penanganan secara darurat telah mulai dilakukan oleh masyarakat dengan cara gotong royong," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua LSM Forum Pemantau dan Kajian Kebijakan Pemerintah (Formak) Aceh Selatan, Ali Zamzami menyesalkan sikap Pemkab Aceh Selatan yang hingga saat ini belum melakukan langkah penanggulangan bencana alam tersebut.
Seharusnya, kata Ali, pihak pemerintah harus segera hadir di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan langkah penanggulangan baik secara darurat maupun permanen sehingga masyarakat Desa Pawoh khususnya mereka yang bermukim di sepanjang bantaran sungai tidak di rundung kecemasan dan kekhawatiran.
"Tidak sewajarnya pihak pemerintah membiarkan kondisi sungai yang sudah cukup parah digerus erosi tersebut begitu saja. Padahal masyarakat setempat sudah sangat khawatir rumahnya dan badan jalan desa bakal amblas ke dasar sungai jika sewaktu-waktu terjadi lagi banjir. Ini merupakan sebuah bukti bahwa Pemkab Aceh Selatan tidak peka atau kurang tanggap dengan penderitaan rakyatnya," kritik Ali Zamzami.
Menyikapi tudingan tersebut, Kepala BPBD Aceh Selatan, Erwiandi, menegaskan pihaknya tidak bermaksud membiarkan bencana alam tersebut begitu saja tanpa ada langkah penanganan. Hanya saja, berhubung anggaran untuk itu saat ini belum tersedia maka pihaknya belum bisa melakukan langkah penanganan secara darurat, tambahnya.
"Memang kita ada tersedia bantuan tanggap darurat dalam APBK tahun 2016, tapi anggaran itu baru bisa dicairkan jika telah mendapat penetapan status daerah darurat bencana alam melalui sebuah Surat Keputusan (SK) Bupati Aceh Selatan. Yang jadi pertanyaannya sekarang adalah apakah Bupati bersedia mengeluarkan status darurat bencana hanya untuk sebuah kejadian erosi sungai seperti itu," ujar dia.
Pertimbangan kedua, sambung Erwiandi, kondisi bencana erosi seperti terjadi di Desa Pawoh tersebut lebih tepatnya ditanggulangi secara permanen dengan kajian dan analisis yang mendalam yang dituangkan dalam pembuatan Detail Enggenering Desain (DED) dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp1,5 miliar.
Namun sebaliknya, jika bencana erosi tersebut ditangani secara tanggap darurat dengan hanya menghabiskan anggaran mencapai ratusan juta rupiah, justru dianggap oleh Erwiandi hanya sia-sia dan sama halnya membuang-buang anggaran daerah secara mubazir.
"Jika ditangani secara darurat, maka jika sewaktu-waktu kembali diterjang banjir maka kembali akan disapu air sehingga mubazir percuma saja," ucapnya.
Erwiandi memastikan bahwa terkait kebutuhan anggaran untuk menanggulangi bencana erosi sungai Desa Pawoh dan beberapa titik lainnya dalam wilayah Aceh Selatan telah diusulkan ke Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta juga telah meminta dukungan politik kepada anggota DPR RI asal Aceh yakni Muslim Aiyub.
"Hasil konfirmasi terakhir dengan pihak BNPB serta Muslim Aiyub, usulan anggaran bencana alam dari Aceh Selatan telah disetujui melalui APBN-P 2016. Diperkirakan anggaran tersebut akan dicairkan sekitar bulan Juli atau Agustus 2016," katanya.
Karena itu, ia mohon kepada masyarakat yang terkena musibah bencana alam di Aceh Selatan untuk bersabar sebab musibah tersebut tetap akan ditanggulangi oleh Pemkab Aceh Selatan secara permanen.
Pewarta: Anwar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016