Phnom Penh (ANTARA News) - Ribuan warga Kamboja tumpah ruah ke jalan-jalan ibukota Kamboja untuk memulai kampanye bagi pemilihan lokal bulan depan dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan bermotor membawa bendera-bendera partai politik.
Satu pesan tegas anti korupsi muncul dari massa yang mungkin menjadi tema sentral pemilu 1 April untuk badan-badan pemerintah lokal yang dikenal sebagai dewan-dewan masyarakat.
"Kami akan menghapuskan korupsi untuk mewujudkan keadilan bagi masyarakat dan membuat seluruh rakyat Kamboja hidup sejahtera," kata pemimpin oposisi Sam Sainsy ketika ia memimpin satu kampanye dengan belasan truk yang penuh dengan para pendukung.
Partai yang juga bernama sama dengan namanya itu adalah salah satu dari 12 partai yang ikut bertarung dalam pemilu, yang menetapkan tahap bagi pemilu tahun depan yang diperkirakan secara luas Partai Rakyat Kamboja (CPP) akan tetap menguasai Kamboja.
Kendatipun CPP kuat, yang sampai sekarang memerintah Kamboja dengan pihak royalis negara itu , Sam Rainsy mengatakan ia yakin oposisi akan membuat kemenangan penting.
Ia mengatakan ia berharap partai itu akan menguasai ratusan dari 1.621 dewan yang merupakan tingkat paling daear pemerintahan tapi dilanda korupsi.
Usaha-usaha anti korupsi adalah satu tuntutan utama para donor luar negeri terhadap Kamboja yang miskin , yang berulangkali mengira pemerintah PM Hun Sen gagal memberantas kasus itu.
Rancangan undang-undang korupsi belum disahkan , kendatipun pemerintah berjanji untuk menyelesaikannya tahun lalu.
Kamboja termasuk peringkat 151 dari 163 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi yang dikeluarkan Transparensi Internasional, demikian laporan AFP. (*)