"Lomba dolanan anak diperankan murid-murid SD secara berkelompok antara lima hingga 12 anak," kata Ketua Panitia Lomba "Dolanan Anak" Beska.
Menurut dia, jenis "dolanan anak" yang dilombakan meliputi "jaranan", "jamuran", permainan egrang, sepatu batok, "jetungan" (petak umpet), tembang-tembang anak, dan lainnya.
"Kegiatan ini untuk menyemarakan dan memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-100 Tahun atau Satu Abad Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan permainan "dolanan anak" merupakan pelestarian terhadap permainan anak-anak waktu lampau sebelum tahun 1990-an.
"Namun dengan perkembangan zaman dan era digital yang sangat pesat, permainan atau dolanan anak pada saat ini sangat jarang dijumpai," katanya.
Beska mengatakan sebenarnya permainan dolanan anak ini sangat banyak makna pendidikan yang terkandung di dalammnya, di antaranya kekompakan, kejujuran, dan kebersamaan.
"Nilai-nilai pendidikan yang terkandung tersebut akan menjadikan anak penuh tanggung jawab apabila terlibat dalam permainan," katanya.
Camat Ngemplak Subagyo mengatakan "dolanan anak" memang harus dilestarikan dan diperkenalkan terhadap anak-anak sekarang.
"Jangan hanya mempelajari teknologi permainan yang ada handphone atau gaget, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menjunjung tinggi dan melestarikan budanya," katanya.
Juara lomba "dolan anak" ini untuk juara I SD Randusari, Juara II SD Model, dan Juara III SD Kejambon.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016