"Indonesia sebagai negara anggota PBB, tentu telah ikut serta dalam pembangunan berkelanjutan, tetapi tentu ada hal yang harus dikerjakan bersama-sama," kata Wapres Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin.
Wapres menggarisbawahi peran Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang telah merancang pembangunan dari tigkat pusat, daerah hingga desa berdasarkan kerangka Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 yang disepakati Sidang Umum PBB di New York, AS, 25 September 2015 lalu.
Terkait perubahan iklim dan kelestarian hutan, Jeffry Sachs mengatakan adanya undang-undang dan peraturan pemerintah yang baru, serta penegakan hukum yang kuat, akan menjadikan Indonesia pelopor dalam pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan SDGs dan Kesepakatan Perubahan Iklim Paris 2015 lalu.
"Saya melihat kesempatan yang besar dan komitmen nyata dari Presiden (Joko Widodo) yang sedang bekerja di dalam kerangka Target Pembangunan Berkelanjutan," kata dia.
Sachs juga memuji upaya pemerintah Indonesia untuk membangun wilayah pedesaan melalui pencairan dana desa yang diatur Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Pembangunan Dana Desa.
Pada 2016, pemerintah menganggarkan Rp47 triliun untuk dana desa atau meningkat hampir dua kali lipat dari 2015 yang sebesar Rp20,8 triliun.
"Saya pikir kebijakan baru pada tingkat desa ini sangat menarik, bahwa lebih dari tujuh puluh ribu desa di Indonesia akan terbantu dengan adanya dana itu," kata dia.
Oleh karena itu, Sachs mengatakan PBB akan bekerja sama dengan Bappenas dan pemerintah daerah untuk membantu desa-desa tersebut untuk mengambil inisitif mereka dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan menggunakan dana desa tersebut.
"Dalam kapasitas saya sebagai penasihat khusus Sekjen PBB Ban Ki Moon untuk pembangunan berkelanjutan, menjadi sebuah kehormatan bagi saya untuk bekerja bersama pemerintah Indonesia," kata dia.
Dalam pertemuan dengan penasihat PBB urusan pembangunan berkelanjutan tersebut, hadir pula Menteri Bappenas Sofyan Djalil dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu.
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016