"Untuk itu saya menginginkan agar PIM dan MPR bisa jalan sama dalam memperkuat keragaman bangsa ini," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya usai menerima kunjungan perwakilan PIM antara lain Din Syamsuddin, Siti Zuhro, Ali Masykur Musa, Isran Noor, Chusnul Mariyah, Miryam Handayani.
Dia menyambut baik kehadiran PIM di tengah masyarakat Indonesia yang mulai jauh dari cinta tanah air, menghargai lambang negara, menghormati pahlawan dan memudarnya roh kebangsaan.
Sebagai organisasi lintas agama, suku, gender, dan profesi yang menjadi pilar PIM, menurut Zulkifli Hasan organisasi itu sejalan dengan MPR yang tengah melakukan Sosialisasi Pancasila.
"Pak Din menyampaikan PIM, itu seiring dan sejalan dengan tugas MPR," ujarnya.
Ketua delegasi PIM, Din Syamsuddin mengatakan kedatangan mereka menemui Ketua MPR adalah untuk memperkenalkan organisasi barunya yang dibentuk.
Din mengatakan PIM didirikan pada tanggal 4 April 2016 dan akan dideklarasikan pada 20 Mei 2016 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.
PIM adalah sebuah gerakan masyarakat lintas agama, suku, gender, dan profesi serta anggotanya 40 persen adalah kaum perempuan, ucapnya.
Menurut dia, PIM dibentuk untuk menggalang potensi kemajemukan yang ada di Indonesia dan diakuinya beberapa pihak selama ini kemajemukan yang ada dianggap sebagai kelemahan di saat bangsa mengalami krisis.
Untuk itu menurut dia, PIM ingin kemajemukan yang ada digalang untuk menjadi kekuatan dan persatuan.
"PIM ingin menjadikan kemajemukan sebagai kekuatan yang dahsyat untuk kemajuan bangsa dan negara," ujarnya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016