Pontianak (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Barat menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Malaysia untuk mengembangkan sektor perikanan yang selama ini sifatnya masih berupa perdagangan tradisional. "Saat ini tim dari DKP tengah menyusun kegiatan yang akan dikerjasamakan dengan Malaysia seperti bidang penangkapan, budi daya serta pemasaran," kata Kepala DKP Kalbar, Ir Budi Hariyanto, di Pontianak, Kamis. Menurut Budi, kerjasama tersebut dilakukan mengingat Malaysia tengah mengembangkan sektor perikanan secara besar-besaran. Salah satu sikap Malaysia tersebut terlihat dari pembangunan pelabuhan perikanan di Tanjung Air, Sarawak, dengan nilai investasi sekitar Rp1,3 triliun. Sementara Indonesia khususnya Kalbar dengan keterbatasan anggaran hanya mampu membiayai pembangunan pelabuhan perikanan di Desa Kuala Mempawah, Mempawah, secara bertahap hingga beberapa tahun ke depan. "Malaysia siap untuk ekspansi, tetapi mereka masih kekurangan tenaga kerja bidang perikanan. Peluang kerjasama di bidang sumber daya manusia ini juga menjadi target DKP Kalbar," katanya. Lulusan dari sekolah perikanan yang belum terserap di tingkat lokal dapat bekerja di Malaysia dengan syarat-syarat tertentu yang tidak merugikan kedua pihak terutama Indonesia. Ia menambahkan, budi daya perikanan dan tambak ikut menjadi "incaran" Malaysia karena Indonesia telah lebih dulu dan berhasil dalam mengembangkannya. Pengawasan keamanan di kawasan lintas batas yang selama ini terkadang menimbulkan polemik antara kedua pihak akan diajukan dalam rencana kerjasama tersebut. Berdasarkan data DKP Kalbar, nilai pengiriman ikan ke Malaysia melalui Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong, Malaysia mencapai Rp1,5 miliar setiap bulan. Angka tersebut belum termasuk pintu keluar masuk antarkedua negara yang sifatnya tidak resmi. "Mungkin angka pengiriman ikan ke Malaysia di atas angka Rp1,5 miliar setiap bulan," ujarnya. Jenis ikan yang memiliki peminat cukup tinggi di Malaysia diantaranya bawal, kerapu, udang, kepiting dan jelawat. Produktifitas perikanan tangkap di Kalbar sejak tahun 2005-2006 terus mengalami kenaikan. Untuk tahun 2005, tercatat sebanyak 76.558,50 ton per tahun, dan tahun 2006 sebanyak 79.652,20 ton pertahun. Sementara untuk perikanan budidaya, tahun 2005 sebanyak 6.903,57 ton per tahun, dan tahun 2006 sebesar 10.597,99 ton per tahun atau meningkat sekitar 53,5 persen. Untuk perkembangan nilai produksi perikanan tangkap tahun 2005 sebanyak Rp688 miliar, tahun 2006 sebanyak Rp674 miliar atau turun 2,1 persen. Sementara untuk nilai produksi perikanan budidaya tahun 2005 sebesar Rp96,79 miliar dan tahun 2006 sebesar Rp145,042 miliar atau meningkat sebesar 49,8 persen.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007