Jakarta BNI Taplus yang sebelumnya tidak diunggulkan, membuat kejutan dengan menjadi yang terbaik dan melaju ke Final Four Proliga 2016.
Namun pada pertandingan pamungkas itu tim satu-satunya asal Jawa Timur kalah 3-0 (18-25, 22-25, 22-25).
"Kami sempat menjadi yang terbaik di Final Four. Itu sudah menunjukkan bahwa upaya yang kami lakukan sudah maksimal. Ini merupakan hasil yang terbaik," kata Manajer Jakarta BNI Taplus Endang Hidayatullah.
Anak asuh Joao Eduardo de Paula ini sebenarnya bisa mengimbangi permainan tim yang sejak awal menjadi kandidat utama juara kompetisi bola voli tertinggi di Tanah Air itu. Bahkan, Sigit Ardian dan kawan-kawan sempat membuat lawan kuwalahan.
"Dari tim yang terseok-seok di papan bawah klasemen di awal kompetisi, kami mampu menjadi tim solid yang menempati klasemen papan atas. Ini menunjukkan jika kami terus berkembang," kata Endang.
Perjalanan tim ini pada Proliga 2016 terbilang panjang. Sebelum pertandingan dimulai terjadi pembenahan terutama nama tim dari Jakarta BNI 46 menjadi Jakarta BNI Taplus. Kemudian menghimpun awak tim pilihan, termasuk tetap memilih Joao Eduardo de Paula sebagai pelatih kepala.
Selanjutnya Aji Maulana, yang merupakan toser tim nasional Indonesia juga tidak luput dari penyaringan BNI dan didaulat menjadi Kapten Tim. Pemain kualitas tim nasional lainnya yang jasanya juga digunakan adalah Sigit Ardian dan Dimas Saputra.
"Hasil dari pertandingan dan seluruh perkembangan di sepanjang kompetisi ini akan menjadi bahan evaluasi bagi tim Jakarta BNI Taplus ke depan," kata Endang.
Meskipun BNI harus mengakui kekalahan terhadap Surabaya Samator, namun sejak Proliga diselenggarakan, tim voli BNI masih tercatat sebagai tim dengan paling sering juara.
Sejak 2002 hingga 2016, BNI telah merebut 5 kali Tropi Juara Terbaik Proliga, disusul Surabaya Samator dengan lima kali juara.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016