"Kami tidak menyangka akan menang 3-0. Dari awal saya tekankan harus meredam servis lawan, baru mengembangkan serangan," ujar pelatih Surabaya Samator Ibarsjah Djanu, usai laga.
Strategi yang diterapkan timnya hari ini adalah "block" yang dilakukan tidak harus menghasilkan angka, melainkan untuk meredam serangan lawan, baru melakukan serangan balik.
"Meredam servis lawan berhasil dan kami berhasil mengembangkan serangan," ucapnya.
Para pemain, menurut dia, dapat mengurangi kesalahan sendiri seperti saat bertemu BNI Taplus dalam putaran "final four" di Yogyakarta.
BNI Taplus sendiri, menurut Ibarsjah, hari ini tidak tampil maksimal seperti saat dalam putaran final four.
"Tadi tidak seperti di Yogya, servis tidak bagus juga jadi kami lebih leluasa untuk menyerang," tutur dia.
Ia menilai dari awal para pemain tim yang terakhir menjadi juara pada Proliga 2014 itu bermain lepas dan tidak ada tekanan sehingga semua kemampuan yang dimiliki dapat dikeluarkan hari ini.
Skuad kebanggan masyarakat Jawa Timur itu juga menata diri dan menyiapkan mental sebelum tampil menawan di hari terakhir Proliga 2016 itu.
Sementara itu, pelatih BNI Taplus Edwardo de Paolo mengaku skuadnya hari ini tidak tampil dengan maksimal dan belum mengeluarkan seluruh kemampuan.
"Tidak mudah menunjukkan keinginan untuk menang, tadi banyak ditahan. Harusnta bermain gila," ujarnya.
Ia menilai Aji Maulana dan kawan-kawan hanya berdiri di lapangan menunggu sesuatu terjadi, tidak bermain total seperti Mahfud Nurcahyadi dan kawan-kawan.
Meski begitu, ia tetap memuji pemainnya sudah tampil dengan bagus dalam Proliga 2016.
Dalam kesempatan itu, diberikan penghargaan kepada Ibarsjah Djanu dan pelatih putri Electrik PLN Tien Mei sebagai pelatih terbaik.
Sedangkan untuk pemain terbaik atau "most valuable player" (MVP) diraih oleh spiker Rivan Nurmulki dan Aprilia Manganang yang sebelumnya sudah meraih spiker terbaik saat penutupan putaran final four di Yogyakarta.
Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016