Kami prihatin dengan dinamika yang terjadi kemarin di pramunas dan usai pembukaan tadi malam,"
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Bakal calon ketua umum Partai Golongan Karya (Golkar) nomor urut 1 Ade Komarudin atau yang akrab disapa Akom mengaku prihatin dengan dinamika proses pemilihan ketua umum yang sedang berlangsung.
"Kami prihatin dengan dinamika yang terjadi kemarin di pramunas dan usai pembukaan tadi malam," ujar Akom dalam jumpa pers bersama enam calon ketua umum Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Minggu siang.
Dia menjelaskan dengan adanya kabar mengenai aksi salah satu bakal calon ketua umum yang menggunakan cara di luar asas demokrasi demi mendapatkan suara dari para pemilih merupakan strategi yang dipandang tidak etis.
Menurut informasi yang dia berikan, adanya upaya dari salah satu calon yang menginginkan pemilihan ketua umum secara terbuka sama saja dengan melakukan tindakan intimidatif kepada pemilik suara maupun calon ketua umum lainnya yang ikut serta dalam musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) tersebut.
"Saya ingin menegaskan agar cara seperti itu tidak diteruskan karena bisa mencederai proses kelangsungan Munaslub ini. Kami sepakat untuk menolak cara itu karena melanggar asas demokrasi," tutur Akom dengan tegas di hadapan wartawan.
Hal tersebut disampaikan Akom bersama lima bakal calon ketua umum Golkar lainnya demi menanggapi kabar adanya aksi dari salah satu kandidat yang mengundang para ketua DPD yang disinyalir bertujuan merebut suara dalam pemilihan ketua umum.
Bersama dengan Akom, bakal calon ketua umum lainnya yang turut hadir antara lain Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Mahyudin, Syahrul Yasin Limpo, dan Azis Syamsudin.
Sementara Indra Bambang Utoyo yang turut bergabung dengan koalisi tersebut tidak dapat hadir karena berhalangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Akom ingin menjamin bahwa pemilihan ketua umum dapat berlangsung dengan secara tertutup dan akan menghargai apapun keputusan atau hasil pemilihan.
"Kami ingin pemilihan berdasarkan pilihan hati masing-masing, bukan dengan cara yang tidak benar apalagi menggunakan politik uang. Saya menolak keras pemilihan secara terbuka dan saya ingin di rapat tidak perlu dilakukan pemilihan mekanisme pemilihan, " ujar Akom menegaskan.
Akom berharap melalui Munaslub tersebut bisa menyelesaikan konflik yang melanda Partai Golkar satu tahun belakangan ini.
Dia pun optimistis melalui Munaslub partai berlambang pohon beringin itu bisa bangkit dan kembali berjaya.
"Jika sistem pemilihan tertutup, saya yakin kita akan dipilih para pemilik suara secara demokratis. Siapa pun bisa menjadi ketuanya dan tidak perlu gontok-gontokan," tukas Akom.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016