Jakarta (ANTARA News) - Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan gerakan nasional penghematan energi menyasar 20 kota besar di 11 provinsi.
"Ke-20 kota besar tersebut merupakan konsumen listrik terbesar," katanya dalam rilis di Jakarta, Minggu.
Kota-kota tersebut adalah Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Lampung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cilegon, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Sidoarjo, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Balikpapan.
Menteri Sudirman pada Minggu menggelar kampanye Gerakan Potong 10 Persen di sepanjang Jalan MH Thamrin sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta.
Program Gerakan Potong 10 Persen adalah upaya pemerintah mengampanyekan penghematan energi di semua konsumen minimal 10 persen.
"Gerakan ini sebagai sebuah aksi nasional. Target utama gerakan ini adalah penghematan konsumsi energi hingga 10 persen," kata Sudirman.
Untuk itu, lanjutnya, kampanyenya�akan terus digaungkan antara lain melalui kegiatan pemberian label efisiensi energi, membentuk manajer dan auditor energi, dan penggunaan lampu hemat energi.
Selain itu, mengoptimalkan peran perusahaan jasa energi, menggerakan Penggerak Energi Tanah Air (PETA), dan mendorong efisiensi energi ke dalam kurikulum pendidikan dasar.
Menurut dia, konservasi energi lebih mudah dibandingkan memproduksi energi atau dengan kata lain menghemat satu kWh lebih mudah dibandingkan memproduksi satu kWh.
Ia mengatakan, menghemat 10 persen energi setara menekan pembangunan 3,5 GW PLTU.
Berdasarkan data PT PLN (Persero) pada 2014, total energi yang terjual adalah sekitar 200 TWh yang 93 persen atau 187,175 TWh dari energi tersebut berasal dari sektor rumah tangga, industri dan bisnis.
Sudirman juga mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM tentang Energi Service Company (ESCO) yang merupakan kemitraan antara pemerintah dan industri serta komersial merealisasikan konservasi energi.
"Tidak ada kata terlambat memulai gerakan hemat energi, sehingga menjadi budaya dan gaya hidup demi pembangunan Indonesia yang lebih baik, bersih dan merata," ujarnya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016