Kasubid Bina Kesertaan KB BKKBN Jatim, dr Sofyan Rizalanda di Surabaya, Sabtu mengatakan dari 5.907.243 peserta aktif KB laki-laki dan perempuan, 213.995 orang diantaranya menjadi peserta KB golongan baru.
"Jumlah peserta KB di Jatim tercatatat sebanyak 7,8 juta, namun peserta aktif sebanyak 5,9 juta jiwa. BKKBN mendorong agar jumlah kepesertaan KB di usia produktif 19-40 tahun meningkat, sehingga keluarga ideal bisa terjaga," katanya.
Ia mengatakan yang menjadi permasalahan, sesuai data BKKBN pada 2015, jumlah perempuan di bawah usia 16 tahun yang menikah atau hamil di Jatim mencapai 5.000 orang.
"Jumlah perempuan di bawah usia 16 tahun yang menikah atau hamil di Jatim sekitar lima ribu orang, padahal dalam Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan perempuan boleh menikah jika usianya sudah 16 tahun," kata dia.
Meskipun sudah ada dalam UU, namun masih banyak ditemui perempuan belum cukup umur yang menikah atau dinikahkan karena faktor budaya, ekonomi, maupun hamil di luar nikah.
"Surabaya menjadi kota dengan jumlah pernikahan dini tertinggi di Jatim. Penyebabnya akibat pergaulan bebas, hamil di luar nikah, serta rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya pernikahan dini," jelasnya.
Oleh karena itu, BKKBN berupaya memberikan pelatihan kepada para remaja sejak dini. Pelatihan dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada remaja menjadi peran penting.
"Selain itu, BKKBN juga mencanangkan program Kampung KB yang sudah ada sejak lama. Program ini membangun kepedulian masyarakat untuk mengikuti program KB," tandasnya.
Pewarta: Indra Setiawan dan Laily Widya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016