Balikpapan (ANTARA News) - Tabrakan antara speedboat umum dengan speedboat PT Petrosea di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, menewaskan 3 penumpang speedboat umum dan satu hilang, Sabtu.
Dari keempat korban, tiga diantaranya adalah Arum Wulan, perempuan 32 tahun, Rahmat, dan Hamsidah. Ketiganya adalah warga Penajam, ibukota Kabupaten Penajam Paser Utara yang ada di selatan Teluk Balikpapan.
"Satu lagi masih hilang," kata Kapolres Balikpapan AKBP Jeffry Dian Juniarta, Sabtu petang. Penumpang yang masih hilang ini atas nama Risma Lida Auliyani. Hingga menjelang waktu magrib pencarian yang dilakukan oleh Polairud, Basarnas, dan BPBD Balikpapan dan PPU masih berlangsung.
Tidak ada korban dari speedboat Petrosea, yang hanya memuat motoris Yusran dan awaknya Rudi. Keduanya kini menjalani pemeriksaan di markas Polres PPU di Penajam.
Speedboat ini dalam perjalanan kembali ke Pelabuhan Semayang setelah mengantar para karyawan Petrose ke Tanjung Batu, bagian barat dari Kota Balikpapan namun lebih mudah dicapai melalui Teluk Balikpapan.
Dari informasi yang dikumpulkan di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, dituturkan tabrakan terjadi pagi hari saat hujan lebat melanda kawasan Teluk Balikpapan, termasuk kota Balikpapa dan kota Penajam.
Speedboat umum berangkat dari pelabuhan speed Penajam, ibukota Kabupaten Penajam Paser Utara di selatan Teluk Balikpapan. Speedboat Petrosea berangkat dari Pelabuhan Tanjung Batu, lokasi dimana perusahaan tersebut memiliki berbagai fasilitas.
Diduga karena terbatasnya jarak pandang, kedua speedboat tidak dapat saling memantau situasi di depan haluan masing-masing. Berdasar catatan global positioning system (GPS) dari speedboat Petrosea, lokasi tabrakan terjadi pada koordinat 1 derajat. 14,285 menit Lintang Selatan dan 116 derajat 340 menit Bujur Timur.
Speedboat umum yang terbuat dari fiber glass remuk haluannya menghantam badan speedboat Petrosea yang terbuat dari alumunium. Kedua speedboat sudah ditarik dan ditambatkan di dermaga Polairud Polres PPU.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016