Ambon (ANTARA News) - KRI Kerapu berhasil menemukan dan menyelamatkan ABK dan penumpang KM Putilai yang merupakan kapal latih milik Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ambon setelah sehari terombang-ambing di sekitar perairan Pulau Ambalau, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. KM Putilai mengangkut 18 orang siswa kelas I SUPM Ambon yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) didampingi dua instruktur dan 11 ABK itu terombang-ambing di perairan Pulau Abalau setelah as propelernya patah. Menurut nakhoda KM Putilai, Ari Waluyo, di Ambon, Kamis, mereka berangkat dari dermaga SUPM Ambon di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, pada Selasa (13/3) lalu sekitar pukul 01.00 WIT dengan membawa 18 siswa PKL, dua instruktur dan seorang mantan siswa SUPM berserta umpan yang akan digunakan untuk memancing. Sasaran pelayarannya yakni ingin mengajarkan cara penangkapan ikan cakalang kepada para siswa di sekitar Pulau Kelang dan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dengan memanfaatkan rumpon yang ada di kedua pulau tersebut pada Rabu (14/3) pagi. Namun setelah tiba dan memancing, mereka tidak mendapatkan hasil, sehingga pindah lokasi ke sekitar pulau Ambalau di Kabupaten Buru. Di perairan itu mereka juga mencoba memancing pada beberapa rumpon milik warga yang telah putus dan hanyut akibat gelombang, tetapi juga tidak memperoleh hasil tangkapan. Mereka kemudian berniat kembali ke Ambon pada Rabu siang sekitar pukul 01.45 WIT dengan perhitungan 10 jam perjalanan akan tiba di Ambon. Namun baru setengah jam perjalanan tiba-tiba terdengar bunyi keras seperti kapal itu terbentur kayu di tengah laut dan kapal tidak bisa berjalan lagi. Nakhoda pun memerintahkan ABK untuk mengecek gir box dan ternyata masih bagus, tetapi saat kecepatan dinaikkan, kapal tidak mau berjalan, sehingga memerintahkan dua ABK-nya untuk menyelam untuk melihat kondisi bawah kapal. Dari situlah akhirnya diketahui as propelernya tidak ada karena telah terlepas. "Kami sempat putus asa karena saat melakukan kontak melalui radio untuk meminta pertolongan tetapi tidak memperoleh balasan, sehingga akhirnya pasrah di tengah laut dan terombang-ambing ombak selama empat jam," ujar Marten salah seorang instruktur SUPM Ambon. Siaran Radio dari Km. Putilai baru berhasil ditangkap oleh Kasi Data stasiun Radio pantai Namlea, ibukota Kabupaten Buru, sekitar enam jam kemudian dan selanjutnya meminta data-data dan posisi kapal guna diteruskan ke SUPM Ambon. Berdasarkan informasi itu, Kepala SUPM Ambon, Anasri Tanjung, A.Pi. MSi mendatangi Komandan Lantamal IX Ambon, Laksma Bambang Supeno meminta bantuan pencarian, di mana Danlantamal kemudian memerintahkan KRI Kerapu melakukan pencarian dan menemukan KM. Putilai sedang terapung pada posisi 14 mil laut dari Pulau Ambalau pada Rabu malam (14/3) sekitar pukul 10.15 WIT. Para siswa bersama instrukturnya sempat dipindahkan ke KRI Kerapu, namun karena KRI tersebut hendak melanjutkan tugas patroli rutin di perairan Maluku, maka 18 siswa dan instruktur berserta nakhoda dan kapal tersebut kemudian dialihkan ke KRI. Wiratno yang juga dikirim Lantamal untuk membantu pencarian. Selanjutnya kapal ditarik ke Ambon dan tiba di dermaga Lantamal pada Kamis petang (15/3), di mana para orang tua siswa telah menunggu dengan cemas.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007