Yogyakarta (ANTARA News) - Kegiatan merekonstruksi Bangunan Cagar Budaya (BCB) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang rusak akibat gempa tektonik pada 27 Mei 2006 diperkirakan memerlukan dana sekira Rp600 miliar. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Ir Condroyono, di Yogyakarta, Kamis, mengatakan bahwa berdasarkan penghitungan instansinya diprakirakan proses merekonstruksi BCB yang rusak tersebut perlu dana Rp600 miliar, padahal Pemprov DIY dalam APBD 2007 hanya mengalokasikan dana Rp6 miliar. "Karena itu, untuk merekonstruksi seluruh bangunan cagar budaya yang rusak maupun roboh akibat gempa di daerah ini perlu waktu lama dan harus dilakukan dengan skala prioritas," katanya. Menurut dia, kebijakan Pemprov DIY lebih menekankan pada penyelamatan sementara bangunan cagar budaya yang hampir roboh agar tidak membahayakan penduduk yang ada di sekitar bangunan itu. Contohnya sejumlah bangunan cagar budaya yang ada di kawasan Kotagede, sebagian besar berada di tengah permukiman yang padat penduduk, sehingga apabila bangunan itu roboh, akan membahayakan warga setempat. Ia mengemukakan, Pemprov DIY tidak mungkin menyediakan sendiri dana sebesar itu untuk merekonstruksi seluruh bangunan cagar budaya yang roboh maupun rusak berat tersebut. Oleh karena itu, diharapkan adanya keterlibatan lembaga donor dari berbagai negara termasuk UNESCO. Apalagi, ia mengemukakan, dari sejumlah bangunan cagar budaya tersebut berkelas dunia, seperti Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta dan Pemandian Tamansari, sehingga perlu melibatkan lembaga donor. "Untuk kepentingan tersebut, Pemerintah Belanda memberi bantuan untuk rekonstruksi bangunan cagar budaya di DIY, antara lain berupa dana, tenaga ahli, serta pelatihan," kata Condroyono. Ia menambahkan, gempa 27 Mei 2006 mengakibatkan kerusakan sekitar 317 bangunan cagar budaya dengan tingkat kerusakan dari kategori berat atau roboh, sedang dan kerusakan ringan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007