"Kami sudah mendatangi 15 warung tuak yang ada di lima kecamatan dalam kota, hasilnya tidak satupun yang memiliki izin. Warung tuak yang tidak memiliki izin ini akan langsung ditutup," kata Mardiansyah, Kasi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat pada Kantor Satpol-PP Rejanglebong, Jumat.
Penertiban peredaran minuman keras baik produksi pabrikan maupun minuman tradisional tersebut dilakukan guna menindaklanjuti Perbup No.15/2016, tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol di Kabupaten Rejanglebong, serta berdasarkan surat perintah Bupati Rejanglebong No.180/465/bag.3/2016, katanya.
Operasi penertiban yang mulai dilaksanakan Jumat (13/5) itu tambah dia melibatkan 30 personel yang dibagi menjadi dua tim, yang masing-masing tim beranggotakan 15 orang terdiri dari petugas Pol-PP, anggota Polres Rejanglebong, kemudian anggota POM TNI-AD, bagian hukum, petugas Diperindag dan petugas dari bagian pelayanan satu atap.
Tim yang bergerak serentak tersebut menyasar peredaran miras di toko-toko dan swalayan serta penjualan minuman tuak di berbagai kecamatan di Rejanglebong.
Pada penertiban hari pertama ini pihaknya hanya mengambil sample belasan botol miras pabrikan dari berbagai merek dan beberapa liter tuak.
Sementara itu Kepala Disperindagkop UKM Rejanglebong, Suhandak mengatakan, dalam operasi penertiban penjualan miras di berbagai titik hanya mendapati sebagian kecil barang bukti, operasi ini diduga sudah bocor sehingga sasaran operasi langsung memindahkan barang dagangannya serta ada juga menutup usahanya saat petugas akan datang.
"Kemungkinan ini sudah bocor duluan, ini bisa dilihat dengan minimnya barang bukti yang di dapatkan dan banyak juga warung penjualan miras serta warung tuak yang menutup usahanya," kata Suhandak.
Kendati operasi yang digelar itu hanya mendapati sedikit barang baukti, namun pihaknya akan terus melakukan razia hingga 16 Mei mendatang, dan akan dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda guna menghindari terjadinya kebocoran informasi.
Penertiban peredaran penjualan miras di Rejanglebong itu kata dia, merupakan instruksi dari bupati setempat setelah kejadian kasus pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun (14) siswi SMP di Kecamatan Padang Ulak Tanding yang dilakukan oleh 14 remaja akibat pengaruh mabuk tuak.
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016