Jakarta (ANTARA News) - Ratusan aktivis anti kekerasan Indonesia berdoa dan menyalakan lilin dalam acara "Save Our Sisters", di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat malam dan mendorong pemberlakuan RUU Penghapuasan Kekerasan Seksual.
Tampak hadir pada acara tersebut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin dan berkumpul bersama ratusan aktivis di Tugu Proklamasi Jakarta.
Para aktivis dan pejabat negara tersebut berdoa, berorasi, talk show memprotes kekerasan seksual menimpa anak-anak dan perempuan. Momen ini sekaligus digunakan memperingati 40 hari tewasnya Yuyun, 14 tahun, yang diperkosa 14 pria di Bengkulu.
Nong Darol Ahmada, panitia acara tersebut dalan keterangannya menyatakan, data dari Komnas Perempuan: sepanjang tahun 2015 terjadi 16.217 kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk pemerkosaan.
Dari 2001-2012, setiap dua jam terdapat tiga perempuan, termasuk anak-anak di bawah umur, menjadi korban kekerasan seksual.
Aktivis Ilma Sovri Yanti menambahkan, bahwa saatnya pemerintah bersama DPR menyepakati UU Penghapusan Kekerasan Seksual. "Harus ada undang- undang untuk lebih berpihak pada korban, dan menganggap perkosaan sebagai kejahatan pada kemanusiaan," katanya.
Acara diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH Maman Imanul Haq, dilanjutkan dengan talk show dan orasi.
Dibacakan pula dalam acara itu puisi Denny JA (pegiat gerakan anti-diskriminasi) oleh Monica Anggi Puspita, tentang kekerasan seksual yang dialami Yuyun. Puisi itu berkisah tentang derita Yuyun hingga akhirnya kematiannya menjadi pemicu solidaritas berskala nasional.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016