Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia melaporkan defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan I 2016 sebesar 4,7 miliar dolar AS atau 2,1 persen dari Produk Domestik Bruto, menurun dibandingkan posisi akhir Desember 2015 sebesar 5,1 miliar dolar AS atau 2,4 persen dari PDB.
Penurunan defisit transaksi berjalan terutama ditopang oleh tumbuhnya angka surplus neraca perdagangan nonmigas yang menjadi 3,2 miliar dolar AS karena laju impor nonmigas yang negatif, atau turun 5,2 persen pada triwulan I 2016 dibanding triwulan IV 2015, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Jumat.
Memang, kata dia, ekspor nonmigas juga menurun, namun besarannya 2,6 persen secara triwulan, lebih rendah dibanding besaran penurunan impor nonmigas.
Di sisi neraca perdagangan migas, defisit mengecil pada triwulan I ini menjadi 607 juta dolar AS di triwulan I, karena menyusutnya nilai impor minyak karena harga minyak dunia yang lebih rendah.
Selain dari neraca perdagangan, perbaikan kinerja transaksi berjalan juga karena melorotnya defisit neraca jasa mengikuti turunnya impor barang dan turunnya konsumsi wisatawan nasional untuk berkunjung ke luar negeri.
Defisit neraca jasa di triwulan I 2016 turun menjadi 1,1 miliar dolar AS dari triwulan IV 2015 sebesar 1,7 miliar dolar AS.
"Sementara dari sisi neraca pendapatan primer, terjadi defisit yang meningkat karena pola pembayaran bunga surat utang pemerintah," kata Tirta.
Dari komponen transaksi modal dan finansial selama triwulan I 2016, kata Tirta, terjadi surplus 4,2 miliar dolar AS, didorong proses pemulihan ekonomi domestik dan kebijakan moneter di negara-negara maju yang semakin longgar.
"Sebagian besar karena aliran masuk modal investasi portofolio dan investasi langsung," kata dia.
Misalnya, aliran masuk modal investasi portofolio yang mencapai 4,4 miliar dolar AS.
"Itu bersumber dari penerbitan sukuk (Surat Utang Syariah) global pemerintah, surat berharga negara berdenominasi rupiah, dan saham," kata dia.
Adapun investasi langsung juga tercatat surplus sebesar 2,2 miliar dolar AS. Namun terjadi penurunan surplus jika dibandingkan triwulan IV 2015 yang sebesar 2,8 miliar dolar AS.
Namun, surplus transaksi modal dan finansial triwulan I 2016 lebih rendah dari surplus 9,8 miliar dolar AS di triwulan IV 2015 dan 5 miliar dolar AS pada triwulan I 2015.
Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2016 mengalami defisit 287 juta dolar AS atau mendekati 0,3 miliar dolar AS. Defisit NPI lebih banyak dikarenakan penurunan surplus transaksi modal dan finansial.
Adapun posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2016 tercatat sebesar 107,5 miliar dolar AS.
"Bank Indonesia meyakini kinerja NPI ke depan akan semakin baik, didukung oleh bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam mendorong percepatan reformasi struktural, termasuk implementasi berbagai paket-paket kebijakan pemerintah guna meningkatkan iklim investasi dan daya saing ekonomi," kata Tirta.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016