Rasio defisit yang rendah membuka peluang bagi mata uang rupiah untuk bergerak menguat
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 33 poin menjadi Rp13.310 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.277 per dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan terimbas melemahnya mata uang yen Jepang menyusul adanya rencana intervensi dari bank sentral Jepang untuk membantu meningkatkan perekonomiannya.

"Pelaku pasar cenderung menghindari beberapa mata uang Asia, termasuk rupiah yang terimbas pelemahan yen Jepang," katanya.

Sementara dari dalam negeri, lanjut dia, juga sentimennya masih bervariasi sehingga belum cukup mampu menopang laju rupiah untuk bergerak menguat terhadap dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa masih tingginya ketidakpastian pemberian peringkat layak investasi oleh Standard & Poors (S&P) dan masa depan Undang-Undang Pengampunan Pajak cukup mempengaruhi laju rupiah.

Namun, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang stabil serta komoditas lainnya masih cukup mampu menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.

Saat ini, ia mengatakan bahwa pelaku pasar sedang menanti data Neraca Transaksi Berjalan, diperkirakan rasio defisit neraca terhadap Produk Domestik Bruto turun ke 1,8 persen.

"Rasio defisit yang rendah membuka peluang bagi mata uang rupiah untuk bergerak menguat," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016