Ketua Lembaga Pelayanan Korban Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (LPKTKTPA) Pariaman, Fatmi Yetti Kahar, di Pariaman, Jumat, mengatakan sembilan anak tersebut akan dibina selama 22 hari di Kantor Dinas Sosial Padangpariaman.
"Tujuan dilakukan pembinaan dan pelatihan ini agar anak-anak yang menjadi korban ketidakadilan tersebut kembali bisa memiliki rasa kepercayaan dalam diri serta bisa menatap masa depannya," jelasnya.
Ia menambahkan, selain bertujuan mengembalikan rasa kepercayaan diri pada anak, pembinaan tersebut juga memiliki tujuan untuk menciptakan keterampilan lain anak sehingga memiliki kemampuan saat masa pembinaan dilakukan.
Pada umumnya anak-anak yang dibina tersebut berada pada rentan usia sembilan hingga 17 tahun yang menjadi korban tindakan abnormal oleh masyarakat maupun keluarga terdekat, terangnya.
"Pelatihan psikologis tetap kita lakukan, oleh karena itu pembinaan juga harus diselaraskan dengan kemampuan keterampilan," ujarnya.
Hingga 2016, ia mencatat total ada 23 anak yang diberikan pembinaan khusus, namun dari jumlah tersebut hanya sembilan anak yang mau mengikuti pelatihan keterampilan. Sebagian belum mau terlibat langsung dengan alasan belum siap menghadapi masyarakat setempat.
Fatmi Yetti mengatakan selain memberikan pelatihan keterampilan kepada anak perempuan, ada juga kegiatan yang sama pada Anak Berhadapan Hukum (ABH).
"Khusus anak laki-laki yang berhadapan dengan hukum pembinaan kita lakukan di rumah seperti mengajarkan pembuatan alat-alat perabot rumah tangga, makanan ringan dan sebagainya," katanya.
Sementara itu Mawar (16) (bukan nama sebenarnya) salah seorang anak yang mendapatkan pelatihan tersebut mengaku cukup antusias dengan adanya pelatihan tersebut.
Ia mengaku kegiatan pelatihan tersebut selain mendapatkan pengetahuan tambahan, sekaligus mengisi kekosongan waktu selama masa pemulihan mental.
Instruktur pelatihan didatangkan langsung dari Dinas Sosial Provinsi Sumbar sebanyak lima orang.
Pewarta: Eko Fajri
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016