Semarang (ANTARA News) - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia menyatakan Indonesia masih membutuhkan sapi impor menyusul tingginya konsumsi daging sapi di dalam negeri.
"Memang sekarang ini kebutuhan daging di dalam negeri sangat tinggi seiring dengan kebutuhan masyarakat Indonesia akan gizi yang baik," kata Ketua Bidang III PPSKI Bambang WHEP di Semarang, Kamis.
Berdasarkan data dari PPSKI saat ini kebutuhan daging sapi secara nasional mencapai 300 ribu ton/tahun.
Dengan total kebutuhan tersebut ketersediaan ternak sapi di Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setiap tahunnya.
Saat ini, jumlah sapi di Indonesia mencapai 14 juta ekor dengan jumlah peternak sebanyak 5 juta orang. Dengan ketersediaan tersebut, Indonesia masih harus mengimpor 600 ribu ekor sapi setiap tahunnya.
"Impor masih perlu dilakukan karena tidak semua sapi yang ada ini siap dipotong dan dikonsumsi. Ada yang khusus untuk dikembangbiakkan," katanya.
Selain itu, tidak semua peternak sapi ini adalah peternak komersial yang fokus melakukan ternak untuk konsumsi masyarakat.
"Dari data kami, jumlah peternak komersial di Indonesia tidak lebih dari 5 persen dari total 5 juta peternak tadi," katanya.
Oleh karena itu, impor dirasa masih perlu dilakukan. Meski demikian, pihaknya meminta kepada Pemerintah agar impor dilakukan secara hati-hati.
Salah satu yang harus dilakukan adalah tidak mengimpor sapi dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) salah satunya negara India.
"Pada dasarnya jangan sampai impor ini justru merugikan peternak," katanya.
Menurut dia, Pemerintah tetap harus menjaga minat masyarakat untuk mau beternak sapi dan kerbau. Salah satu upayanya adalah impor tidak langsung digelontorkan begitu saja.
"Kalau impor digelontorkan terus bisa-bisa menurunkan minat peternak untuk beternak sapi," katanya.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016